Pertunjukan “perempuan titik nol”
karya Nawal El Sadaawi yang disutradarai oleh Edy Suisno, S.sn.,M,Sn.
Pertunjukan monolog ini yang diperankan oleh Fitri Rahmah“OMA”. Pertunjukan ini
yang ditampilkan di Gedung teater arena pada tanggal 2 Desember 2013. Pertunjukan
ini berlangsung dalam rangka ajang kreatifitas dosen teater.
Monolog
merupakan pertunjukan satu orang bisa dikatakan one man play, monolog itu hanya bercerita sendiri. Cerita tentang
diri sendiri, orang lain, maupun tentang makhluk lainnya. Monolog tidak mudah
untuk memerankannya, hanya orang-orang tertentu yang mampu untuk bermonolog. Bukan
berarti tertutup kemungkinan orang lainpun mampu melaksanakan atau memainkan
monolog tersebut. bermain monolog ataupun pertunjukan lainnya yang terpenting
adalah menjiwai tokoh yang akan diperankan.
Prolog:
persahabatan itu sejatinya adalah dialektika yang menegang, bersikukuh dalam
perdebatan, lalu beringsut menjadi keheningan suatu “ wisdom”. Ia terajut untuk
menggayuh “ kekayaan jiwa”. Naskah ini menuntut seseorang untuk mengembalikan
suatu kejujuran. Suatu kejujuran tentang kita, dengan jenis kelamin yang kita
miliki sekaligus pandangan kita tentang dia yang memiliki jenis kelamin yang
berbeda dengan kita.
cerita
dalam naskah perempuan titik nol ini bertitik tolak pada fakta sosial yang
ditelusuri penulisnya disebuah perkampungan kota kecil, di Lebanon. Seorang
perempuan yang bernama Firdaus mengalami estafet penderitaan yang seolah tidak
mengenal kata putus, harkat, harga diri, martabat, kebebasan memilih, bahkan
kehormatannya yang telah tercabik-cabik. Perempuan itu terjerat arus deras yang
tidak terbendung lagi, ia menjadi seorang prostitusi yang sukses. Sebelum
akhirnya ia terjaga, bahwa dimata orang yang sewenang-wenang kebenaran itu
sesungguhnya sangat liar dan berbahaya terutama bagi mereka yang tak putus
mengambil keuntungan dunia dengan cara berdiri di atas penderitaan orang lain.
Pertunjukan
yang berdurasi satu jam setengah itu membuat mata penonton terpesona dengan
aksi-aksinya yang bergitu memukau. Saya sebagai penonton dapat merasakan apa
yang telah dirasakannya dalam cerita tersebut. pertunjukan yang berhasil itu
tidak hanya mendapatkan sorakan yang meriah dari penonton, tetapi pertunjukan
yang berhasil itu adalah pertunjukan yang mampu membuat penonton merasakan apa
yang dirasakan oleh tokoh tersebut.
Pertunjukan
perempuan titik nol ini yang dilangsungkan satu jam setengah itu sudah cukup
terlalu lama untuk sebuah monolog. Pertunjukan ini mampu memukau mata penonton
dan membuat penonton takjub akan aksinya di atas panggung arena tersebut.