Pages

Selasa, 24 Desember 2013

PERAN PENTING PENONTON DALAM SENI PERTUNJUKAN TEATER



PERAN PENTING PENONTON DALAM SENI PERTUNJUKAN TEATER

            Seorang seniman dalam menciptakan suatu karya seni, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhannya saja sebagai pencipta karya seni, tetapi tujuan penciptaan itu harus ditujukan kepada penonton. demikian begitu pentingnya posisi masyarakat sebagai penonton. Masyarakat sebagai penonton tidak hanya berperan sebagai penonton saja, tetapi juga menjadi tempat untuk seniman berinspirasi. Inspirasi, sebagian didapatkan oleh seniman dari masyarakat dalam mengembangkan idenya dalam berkarya. Syarat utama terciptanya suatu karya seni pertunjukan dengan adanya penonton.
            Unsur-unsur teater yang terdiri dari lakon (naskah) yang di dalamnya terdapat cerita yang akan dimainkan oleh aktor-aktor atau pemainnya, artis-artis teater yang meliputi sutradara yaitu seniman yang kreatif yang mewujudkan naskah secara menyeluruh ke dalam kenyataan teater, aktor atau aktris yaitu seniman yang mewujudkan peran drama ke dalam kenyataan teater, penata artistik yaitu seniman yang merancang bentuk-bentuk artistik yang mempunyai hubungan dengan latar belakang lakon dalam pementasan, penata musik yaitu seniaman yang merancang musik pengiring perwujudan lakon ke dalam kenyataan teater, penata rias yaitu seniman yang merancang bentuk rias yang akan dikenakan pemain sesuai dengan naskah lakon, penata busana yaitu seniman yang merancang bentuk-bentuk busana sesuai dengan naskah lakon yang akan dipentaskan , dan lain-lainnya), pentas, peralatan pada waktu pementasan (seperti lampu, skenery, properti, alat rias dan busana), penonton.
             Semua yang terlibat dalam penciptaan karya seni teater merupakan pencipta dalam terbentuknya pertunjukan teater, dan  semua yang menciptakan pertunjukan ini khususnya sutradara harus mampu membaca pola pikir penonton yang akan dituju nantinya. Respon penonton atas lakon akan menjadi suatu respons yang berlungkar, bolak-balik  antara penonton dan yang ditonton. Banyak sutradara yang tidak memperhatikan masalah penontonnya, dan menganggap penonton sebagai kelompok konsumsi yang akan bisa menerima begitu saja apa yang disuguhkan sehingga, apabila terjadi kegagalan dalam produksi lakon sering penonton dianggap sebagai penyebabnya karena mereka tidak mengerti atau kurang terdidik untuk mengerti ide suatu lakon. [1]
            Demikian pentingnya posisi penonton, yang harus dipertimbangkan lagi jenis dan kualitas pertunjukan yang akan disuguhkan kepada penonton. mempertimbangkan disini maksudnya yaitu dengan memahami tujuan penonton yang akan dihadirkan harus mampu memahami isi dari pertunjukan. Tidak hanya memenuhi kewajiban berkarya bagi si pelaku seni, tapi juga mampu memenuhi keinginan penonton. Penonton datang menghadiri suatu pertunjukan dan berharap untuk mendapatkan kepuasan yang diinginkannya. Menonton pertunjukan, bisa membuat penonton terpukau dan mendapatkan pesan yang ingin disampaikan melalui cerita pertunjukan. Cerita dari pergelaran (teater) tidak akan tercipta tanpa adanya masyarakat, karena cerita yang diangkat dalam sebuah pertunjukan teater  masih cerita yang terjadi disekitar masyarakat tersebut. 
            Teater hadir dalam kehidupan yang dapat ‘mewarnai’ hidup. Ini berarti, dalam hidup sejatinya siapapun telah melakukan ‘aktivitas teater’ secara tidak disengaja. Teater sejatinya adalah kehidupan yang ‘hidup’, yang ‘dipindahkan’ ke atas pentas untuk dipertunjukan pada penonton. Tanpa kehidupan, teater tidak akan tercipta, jadi teater merupakan sari pati atau inti sari kehidupan. Selain itu, teater adalah tempat para aktor memperlihatkan suatu kenyataan ciptaan, kenyataan hasil proyeksi, yang secara aktual sesungguhnya tidak ada dan menciptakan suatu kehidupan monumental di atas panggung, bukan sekedar meniru suatu kehidupan aktual.



[1] Harymawan. Dramaturgi. Bandung : CV Rosda. 1988. Hal 193

Tidak ada komentar:

Posting Komentar