Pages

Kamis, 28 November 2013

BAHTERA KARYA DARMINTA SOERYANA

 Kereta kencana karya eugene ionesco yang diadaptasi oleh Darminta soeryana ke dalam adat aceh yang berjudul “Bahtera” yaitu sebuah kapal yang dibangun atas perintah Tuhan untuk menyelamatkan Nabi Nuh a.s., keluarga yang beriman, kaumnya yang beriman dan kumpulan binatang yang ada di seluruh dunia dari air bah. Kisah ini terdapat dalam Kitab Kejadian dalam Perjanjian Lama dan Al-Quran. Alasannya mengangkat naskah kereta kencana ke dalam adat aceh yaitu sebagai tuntutan akademik yaitu melayu berjaya, dan juga bagi mahasiswa teater kurangnya pembelajaran mengadaptasi naskah lakon, jadi berguna sebagai pembelajaran bagi mahasiswa khususnya mahasiswa teater. Naskah kereta kencana, yaitu naskah luar yang diadaptasi ke dalam naskah yang bertemakan melayu yaitu adat aceh. Seorang jendral dalam naskah kereta kencana diganti ke dalam bahasa aceh yaitu panglima, panggilan istri kepada suaminya dalam naskah kereta kencana yaitu Hendri diganti dengan Cut Pak, dan sebaliknya panggilan seorang suami kepada istrinya yaitu Cut Nyak.
          Naskah Kereta kencana atau yang sudah di adaptasi menjadi Bahtera, merupakan sepasang suami istri yang tidak memiliki seorang anak, umurnya yaitu 200 tahun, mereka menghabiskan waktu berdua. Tokoh kakek dalam naskah Bahtera merupakan seorang panglima yang terlupakan dan hanya bisa menghabiskan waktu dengan berkhayal dan memimpikan ingin memiliki seorang anak. Analisis naskah tersebut, bahwa sang sutradara yaitu Daraminta Soeryana mengangkat boneka sebagai properti, karena pada dahulunya seorang istri tersebut mual-mual dan seorang suami membawanya ke dukun, karena musim itu belum ada dokter. Tibanya di tempat dukun tersebut, ternyata seorang istri yang mual-mual tadinya hanya masuk angin. Dan sebagai obatnya sang suami membelikannya boneka, sampai pada akhirnya membeli boneka sudah menjadi kebiasaan dan rumah dipenuhi oleh boneka, ada yang bergantungan, dan ada yang berserakan. Penggunaan ayunan anak yang menandakan bahwa mereka sangat merindukan kehadiran seorang anak.
          Boneka yang dihadirkan oleh sutradara di atas panggung berjumlah lebih kurang 150 buah boneka yang bergantungan dan berserakan di atas panggung. Tokoh istri yang di perankan oleh Leni Efendi, S.Sn, M.Sn yang merupakan Dosen jurusan teater. tokoh suami yang diperankan oleh Hanafi yang merupakan mahasiswa jurusan teater yang mengambil minat pemeranan.



          Terciptanya pertunjukan ini didanai oleh dana Dipa atas lolosnya seleksi dalam mengajukan proposal untuk membuat suatu karya. Ada tiga dosen teater yang lolos mendapatkan dana Dipa tersebut yaitu Darminta Soeryna, Dede Pramayoza, dan Henriko Alamo. Ketiga dosen tersebut mengangkat sebuah naskah yang berbeda adat ketiganya. Bapak Riko mengangkat sebuah naskah yang beradatkan Jawa, Bapak Dede mengangkat sebuah naskah yang beradatkan Minangkabau, Bapak Darminta mengangkat sebuah sebuah naskah yang beradatkan Aceh.

                         





Tidak ada komentar:

Posting Komentar