Pages

Selasa, 24 Desember 2013

HUBUNGAN SENIMAN DAN MASYARAKAT



HUBUNGAN SENIMAN DAN MASYARAKAT
            Seni merupakan semua hasil karya yang dikemas dalam bentuk tertentu yang mengadung unsur estetika (keindahan) dan etika (perilaku yang sesuai dengan adat istiadat). Seni tercipta karena adanya pelaku seni atau seniman yang kreatif, tanpa adanya pelaku seni suatu kesenian tidak akan dapat tercipta. Menciptakan sebuah karya seni, antara seniman dan masyarakat tidak bisa dipisahkan, karena antara keduanya tersebut memiliki hubungan yang erat. Seorang seniman dalam menciptakan suatu karya berpedoman kepada apa yang ada dan berkembang dalam masyarakat.
                      Teater dan masyarakat merupakan dua elemen yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Terciptanya teater karena adanya masyarakat, dan masyarakat itu merupakan bagian dari kehidupan teater. Tujuan terciptanya suatu karya teater adalah untuk masyakat itu sendiri, karena syarat sebuah suatu pertunjukan adalah harus ada penontonnya dan penontonnya itu adalah masyarakat tersebut.
            Teater masyarkat adalah suatu kegiatan yang didukung oleh masyarakat di daerahnya sehingga semua anggota masyarakat tersebut merasa bertanggung jawab terhadap kehidupan teater karena menjadi milik bersama.[1] Teater dan masyarakat tidak bisa dipisahkan, karena teater itu merupakan kehidupan yang hidup yang dimainkan di atas panggung. Teater sangat membutuhkan masyarakat siamping sebagai penonton pertunjukan juga sebagai tempa observasi dari berbagai kejadian yang terjadi.
            Seniman itu tidak hanya orang akademisi, tetapi juga tokoh masyarakat yang mengetahui dan mampu menciptakan suatu karya seni. Di setiap daerah, tentu memiliki kesenian tradisi yang tumbuh dan berkembang di dalam daerah tersebut yang menjadi ciri khas suatu daerah. Contoh kesenian tradisional daerah minangkabau yaitu randai, yang merupakan ciri khas kesenian daerah minangkabau. Randai merupakan suatu bentuk kesenian yang di dalamnya terdapat unsur gerak (dalam bentuk gerakan silat), pemain atau tokoh yang menjalan alur cerita randai, legaran, dendang atau musik vokal.
            Cerita dalam randai biasanya mengangkat cerita Anggun nan tongga, siti baheram, siti nursian, cindua mato, dan lain-lain. Semua cerita yang diangkat itu merupakan diangkat dari cerita yang berkembang dalam masyarakat orang zaman dahulu. Pertunjukan randai ini pada zaman dahulunya biasanya dimainkan untuk pengisi waktu senggang yang  dipertunjukkan di lapangan atau alam terbuka, tapi sekarang seiring dengan perkembangan zaman, maka pertunjukan randai saat sekarang sudah dipertunjukkan dalam gedung. Sangat berbeda tekhnis pertunjukannya dibandingkan dengan zaman sekarang.
            Zaman dahulu, dalam pertunjukan randai yang dimainkan dilapang terbuka, maka antara penonton dan pemain memiliki jarak yang dekat sehingga mereka saling berkomunikasi, dan sering pula berdialog melenceng dari cerita sebenarnya atau tidak sesuai dengan konsep, kadang juga tidak terkonsep hanya penampilan yang alami.  Tetapi pada zaman sekarang pertunjukan yang sudah dimainkan di dalam gedung tertutup yang jarak antara pemain dan penonton sangat jauh membuat pemain dan penonton tidak bisa berkomunikasi.



[1] Harimawan, dramatugi. Bandung: CV Rosda. 1988. Hal. 201

Tidak ada komentar:

Posting Komentar