Pages

Minggu, 13 Oktober 2013

PERAN PENTING SUTRADARA DALAM PENCIPTAAN PERTUNJUKAN TEATER



PERAN PENTING SUTRADARA DALAM PENCIPTAAN PERTUNJUKAN  TEATER
Wiwi wulandari
Abstrak: teater merupakan gambaran kehidupan nyata yang di pentaskan di atas panggung. Penciptaan teater dibutuhkan seorang sutradara untuk memimpin suatu pertunjukan teater. Tanpa sutradara pertunjukan tidak akan berjalan lancar, dan sutradara juga perperan sebagai jalan penunjuk bagi aktor. Sutradara merupakan seorang pemimpin, seseorang yang mengatur, membimbing para aktornya. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui peran penting sutradara dalam pertunjukan teater mahasiswa jurusan teater. Dalam mengkaji peran sutradara bersumber dari media cetak.
Kata kunci: Sutradara, Penciptaan, teater

Pendahuluan
Teater merupakan salah satu karya seni sastra yang kompleks mengandung unsurinstrinsik yaitu tema, tokoh, penokohan, alur, latar, amanat, konflik dan unsur ekstrinsik yaitu social, budaya, social budaya. Teater hadir dalam kehidupan yang dapat mewarnai hidup. Sebenarnya dalam hidup sudah melakukan teater secara tidak disengaja. Banyak yang tidak mengetahui apa itu teater sesungguhnya.Teater itu adalah kehidupan yang hidup, dimainkan di atas pentas untuk di pertunjukan pada penonton. Tanpa kehidupan teater tidak akan hadir di kehidupan, jadi teater merupakan sari pati atau inti sari kehidupan. Teater adalah tempat para aktor memperlihatkan suatu kenyataan ciptaan, kenyataan hasil proyeksi, yang secara aktual sesungguhnya tidak ada dan memnciptakan suatu kehidupan momental di atas panggung, bukan meniru suatu kehidupan aktual.[1]
Selain itu teater hadir dengan adanya ilmu-ilmu yang mendukungnya, yaitu ilmu social untuk mempelajari social kemasyarakatan , ilmu budaya untuk mempelajari budaya-budaya yang ada dan menyesuaikannya dengan naskah-naskah teater, ilmu social budaya merupakan gabungan dari kedua ilmu tersebut, ilmu ekonomi untuk mengetahui perekonomian orang-orang yang terlibat dalam naskah teater, ilmu psikologi untuk mempelajari jiwa-jiwa tokoh dalam naskah, ilmu sastra Indonesia untuk mempelajari bahasa-bahasa yang ada di Indonesia sesuai dengan naskah yang akan diangkat, dan hampir semua ilmu diperlukan dalam teater.
            Teater dikatakan kompleksitas ilmu karena dalam seni teater terdapat berbagai macam ilmu yang menghadirkan teater dalam dalam kehidupan masyarakat. Teater juga tidak akan hadir seniman kreator seperti actor atau pemerannya, sutradara atau orang yang menjadi pemimpin dalam penciptaan suatu karya seni teater, dan semua yang terlibat membantu dalam terciptanya karya seni teater. Pengkajian teater akan lebih mudah memahami peranan teater dalam kehidupan, proses terciptanya teater dari naskah sampai pertunjukan, dan para creator yang terlibat dalam proses terciptanya pertunjukan teater.
Perwujudan dari naskah menjadi suatu seni pertunjukan dilakukan suatu proses yang panjang dan kreatifitas yang tinggi. Seorang sutradara yang merupakan pemimpin dari terciptanya karya teater harus seorang kreator dan mampu menganalisis suatu kejadian menjadi pertunjukan. Sutradara merupakan seseorang yang dianggap mampu bertanggung jawab dan memiliki kekuasaan produksi. Penciptaan suatu karya seni teater tidak akan tercipta tanpa adanya para seniman teater yaitu sutradara, para aktor, dan para seniman yang ikut andil dalam membantu proses penciptaan pertunjukan teater.

Pembahasan
Seni teater merupakan kerja kolektif dalam proses penciptaannya, dan membutuh keterampilan dan kerjasama yang tinggi antar sesama kreator. Seniman - seniman yang terlibat dalam penciptaan suatu karya teater yaitu sutradara yang merupakan pemimpin dalam pertujukan teater, aktor merupakan pemain yang berperan sebagai pelaku dalam naskah, penata artistik merupakan orang yang merancang bentuk-bentuk artistik dalam pementasan, penata musik yang memberikan dukungan suasana dari kejadian dalam lakon, pimpinan pentas yaitu seseorang yang merancang kegiatan sebelum, sewaktu dan sesudah, penata sceneri yaitu penata pentas, penata cahaya, penata efek bunyi, penata rias dan kostum. Pertunjukan teater tidak akan terwujud tanpa adanya kerja sama dari semua cru.
            Sutradara adalah orang yang paling penting dalam bermain karena tanpa visi nya pelaku akan tidak punya tujuan dan tidak akan pergi. Tanpa sutradara semua akan bingung di teater. Sutradara adalah orang yang memberitahu semua orang apa yang harus dilakukan dan menginstal rasa takut ke pemain dan lainnya untuk melakukan yang terbaik mereka setiap saat. Sutradara adalah orang yang semua aktor dan kru panggung dan semua orang mencoba untuk mengesankan dan mereka akan selalu berada di perilaku terbaik mereka sementara sutradara.

Sutradara menentukan gaya pertunjukan

            Ketika naskah dipilih atau ditentukan kerja sutradara sudah menentukan pula gaya pertunjukan yang bakal digarap untuk masyarakat dan sasaran penontonnya. Misalnya untuk masyarakat kampus atau pelajar yang tingkat apreseasinya tinggi, Drama absurd mungkin mengena.namun ketika di masyarakat awam komedi mungkin cock untuk mereka. kemampuan aktor dan aktrisnya seperti apa kelenturan tubuhnya, kekuatan vokalnya, daya imaginasinya, kekuatan nalar dan staminanya. Kalau tidak, maka sutradara mesti terlebih dulu melatih dasar akting sebagai modal aktor dan aktrisnya.

Sutradara Menyusun jadwal dan Melaksanakannya

            Sebelum jadwal dibagikan, sutradara sebaiknya mengumpulkan dulu personilnya yang akan dilibatkan dalam proses produksi atau latihan. Dalam pertemuan ini sutradara membeberkan rencana kerja dan alasan serta tujuan penggarapan pertunjukannya. Dan menghimpun kesepakatan dan usulan demi kelancaran mencapai target penggarapannya.
Selama proses sutradara selalu hadir dan jika berhalangan, tugas bisa diberikan kepada Asisten Sutradara. Untuk mencapai hasil yang lebih baik, disarankan sutradara juga menggunakan asisten ahli dalam hal musik, koreografer, pelukis.Dan ketika hari pertunjukan berlangsung, tugas sutradara dialihkan kepada manager panggung. Sutradara tinggal duduk manis sambil mencatat hasil garapannya. Jika kurang bagus kelak diperbaiki jika menggarap naskah itu lagi.

Sutradara Membuat Evaluasi

            Selama proses produksi pasti ada kekhilafan personil, atau ketidak puasan baik menyangkut cara kerja atau sikap sutradara yang dianggap otoriter juga mungkin yang lainnya. Maka kesempata Evaluasi diharapkan menuntaskan ganjalan-ganjalan walaupun terkadang terjadi pertengkaran, saling menyalahkan. Demikian pengalaman penulis didalam melaksanakan tugas penyutradaraan di sekolah atau di kelompok luar sekolah. Bila masih ada kekurangan dalam tulisan ini. Sesungguhnya penulis sendiri masih belajar dan terus mencari metode penyutradaraan yang lebih baik dimasa yang akan datang.[2]
            Sutradara adalah orang yang mengetahui permainan keseluruhan dan harus mendapatkan pemain untuk melakukan dan membuat acara berjalan semulus mungkin. Jika aktor atau pelatih panggung adalah untuk keluar dari garis atau tidak melakukan pekerjaan mereka maka direktur akan mendengar tentang hal itu dan tidak akan melakukan bahagia tentang hal itu. Persiapan untuk dire
  Oleh karena kedudukan sutradara yang tinggi, maka seorang sutradara harus mengerti dengan baik hal-hal yang berhubungan dengan pementasan. Oleh karena itu, kerja sutradara dimulai sejak merencanakan sebuah pementasan, yaitu menentukan lakon. Setelah itu tugas berikutnya adalah menganalisis lakon, menentukan pemain, menentukan bentuk dan gaya pementasan, memahami dan mengatur blocking serta melakukan serangkaian latihan dengan para pemain dan seluruh pekerja artistik hingga karya teater benar-benar siap untuk dipentaskan.[3]
Peran sutradara dalam pertunjukan teater
Seorang sutradara dalam pertunjukan teater berperan sebagai penafsir utama naskah secara kreatif, menciptakan kerja kebersamaan, mengarahkan aktor memerankan tokohnya, sebagai seseorang pemimpin dalam proses pertunjukan teater. Pentingnya sutradara dalam terwujudnya pertunjukan, seorang sutradara yang kreatif akan menciptakan suatu karya yang baik dimata penonton dan orang banyak. Sutradara adalah para penterjemah, para guru dan seniman-seniman kreatif yang jeli menangkap keberadaan orang lain, memilki rasa tanggung jawab kepada naskah dan memiliki keterampilan berorganisasi dan pengetahuan vokal sebagai bagian dari keahlian menyutradrai.[4]
Tugas seorang sutradara yaitu menganalisa naskah, menterjemahkan naskah menjadi suatu konsep penyutradaraan yang dapat dipertanggung jawabkan. Sutradara merupakan pusat dari seluruh kegiatan. Sebagian ada juga sutradara yang hanya mengasih naskah kepada aktornya karena dia merasa aktornya sudah pintar atau sudah hebat berakting, jadi peran sutradara yang seperti ini bagaimana jika dipandang dari peran penting sutradara dalam pertunjukan teater. Menjadi seorang sutradara harus memiliki pengalaman yang banyak dari aktornya karena sutradara harus memberikan contoh kepada aktor yang belum berpengalaman dalam berakting.
Tipe menyutradarai
            Seorang sutradara memiliki ciri khas dalam menyutradarai pertunjukan teater. Tipe dan cara sutradara yaitu: (1) Sutradara koordinator yaitu sutradara yang mengarahkan aktor sesuai dengan naskah lakon; (2) Sutradara konseptor yaitu sutradara yang menyerahkan konsep kepada pemain untuk bimbingan; (3)  sutradara diktaktor yaitu sutradara yang tidak memberikan kebebasan kepada pemain, harus mengikuti semua yang disruh oleh sutradara ;(4) Sutradara kreator yaitu sutradara yang kreatif dalam menciptakan pertunjukan.[5]
Semua tipe dan cara menyutradarai bebas dipakai mana yang ingin diikuti sebagai pedoman dalam proses pertunjukan teater. Keberhasilan sebuah pementasan berada ditangan sutradara bagaimana menentukan naskah lakon, seorang sutradara harus menyukai naskah yang dipilih, mampu mengangkat naskah tersebut, mampu menemukan pemainyang tepat untuk naskah yang dipilih.

Gaya mengarahkandalam menyutradarai

Mengarahkan adalah artform yang telah tumbuh dengan pengembangan teori dan praktek teater teater.Dengan munculnya tren baru dalam teater, direktur demikian juga memiliki mengadopsi metodologi baru dan terlibat dalam praktek-praktek baru. Secara umum, direksi mengadopsi gaya mengarahkan yang jatuh ke satu atau lebih dari kategori berikut: (1) Diktator, Dalam gaya ini mengarahkan, direktur memiliki peran sangat tegas dan sangat dominan dalam proses menciptakan sebuah karya teater. Latihan lebih atau kurang sepenuhnya dikendalikan dan diprediksi, dengan aktor yang memiliki sedikit atau tidak ada katakana; (2) Negosiator adalah gaya arah di mana direktur berfokus pada bentuk yang lebih improvisasi dan dimediasi latihan dan penciptaan, menggunakan ide dari tim produksi dan aktor untuk membentuk sebuah karya teater di beberapa gaya demokratis; (3) Para seniman kreatif; (4) Direktur, melihat dirinya sendiri sebagai seorang seniman kreatif bekerja dengan 'bahan' dari dramatis kreativitas, baik itu para aktor , desainer dan tim produksi. Seniman kreatif ingin masukan dari pelaku tetapi, sebagai seorang seniman, telah mengatakan akhir atas apa yang disertakan dan bagaimana ide-ide yang dimasukkan; (5) The confrontationalist, Dalam gaya ini mengarahkan, direktur dalam konstan dialog dan debat dengan para pemain dan tim produksi tentang keputusan kreatif dan interpretasi. Direktur berusaha keluar dan aktif terlibat dalam pertukaran tersebut.Keluar dari bursa, yang kadang-kadang bisa dipanaskan atau berisiko, datang sebuah produk akhir diperebutkan.[6]
Kesimpulan
            Pertunjukan teater tercipta dengan adanya sutradara yang kreatif dalam menciptakan pertunjukan teater. Sutradara merupakan pondasi utama untuk terciptanya pertunjukan teater. Seorang sutradara yang mengatur jalannya pertunjukan, dengan membentuk tim sukses dan berbagai kru dan peñata yang terlibat dalam penciptaan pertunjukan. Penciptaan teater membutuhkan proses yang lama hingga terbentuknya suatu pertunjukan teater.
            Seorang sutradara dalam menciptakan pertunjukan teater harus memiliki pengalaman yang banyak dari pada aktornya. Sutradara harus mampu memberikan contoh kepada aktornya berdasarkan naskah yang dipilihnya.





Daftar pustaka
Anirun, Suyatna. 2002. Menjadi Sutradara(Bandung : STSI Press Bandung)
Harymawan. 1988. Dramaturgi ( Bandung : CV Rosda )
Nalan, Arthur S. 1998. Mencipta teater (Bandung : CV Geger Sunten Bandung)


















[1]Arthur S. Nalan, Mencipta teater(Bandung : CV Geger Sunten Bandung, 1998), 26.
[4] Suyatna Anirun, Menjadi sutradara( Bandung : STSI Press Bandung ,2002), 10
[5] Harimawan, Dramaturgi,( Bandung :Cv Rosda ,1988), 65

Tidak ada komentar:

Posting Komentar