PERAN PENTING SUTRADARA DALAM PENCIPTAAN PERTUNJUKAN TEATER
Wiwi wulandari
Abstrak: teater merupakan gambaran kehidupan nyata yang di
pentaskan di atas panggung. Penciptaan teater dibutuhkan seorang sutradara
untuk memimpin suatu pertunjukan teater. Tanpa sutradara pertunjukan tidak akan
berjalan lancar, dan sutradara juga perperan sebagai jalan penunjuk bagi aktor.
Sutradara merupakan seorang pemimpin, seseorang yang mengatur, membimbing para
aktornya. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui peran penting sutradara
dalam pertunjukan teater mahasiswa jurusan teater. Dalam mengkaji peran
sutradara bersumber dari media cetak.
Kata kunci: Sutradara, Penciptaan, teater
Pendahuluan
Teater merupakan salah satu karya seni sastra yang
kompleks mengandung unsurinstrinsik yaitu tema, tokoh, penokohan, alur, latar,
amanat, konflik dan unsur ekstrinsik yaitu social, budaya, social budaya. Teater
hadir dalam kehidupan yang dapat mewarnai hidup. Sebenarnya dalam hidup sudah
melakukan teater secara tidak disengaja. Banyak yang tidak mengetahui apa itu
teater sesungguhnya.Teater itu adalah kehidupan yang hidup, dimainkan di atas
pentas untuk di pertunjukan pada penonton. Tanpa kehidupan teater tidak akan
hadir di kehidupan, jadi teater merupakan sari pati atau inti sari kehidupan.
Teater adalah tempat para aktor memperlihatkan suatu kenyataan ciptaan,
kenyataan hasil proyeksi, yang secara aktual sesungguhnya tidak ada dan
memnciptakan suatu kehidupan momental di atas panggung, bukan meniru suatu
kehidupan aktual.[1]
Selain itu teater hadir dengan adanya ilmu-ilmu yang
mendukungnya, yaitu ilmu social untuk mempelajari social kemasyarakatan , ilmu
budaya untuk mempelajari budaya-budaya yang ada dan menyesuaikannya dengan
naskah-naskah teater, ilmu social budaya merupakan gabungan dari kedua ilmu
tersebut, ilmu ekonomi untuk mengetahui perekonomian orang-orang yang terlibat
dalam naskah teater, ilmu psikologi untuk mempelajari jiwa-jiwa tokoh dalam
naskah, ilmu sastra Indonesia untuk mempelajari bahasa-bahasa yang ada di
Indonesia sesuai dengan naskah yang akan diangkat, dan hampir semua ilmu
diperlukan dalam teater.
Teater
dikatakan kompleksitas ilmu karena dalam seni teater terdapat berbagai macam
ilmu yang menghadirkan teater dalam dalam kehidupan masyarakat. Teater juga
tidak akan hadir seniman kreator seperti actor atau pemerannya, sutradara atau
orang yang menjadi pemimpin dalam penciptaan suatu karya seni teater, dan semua
yang terlibat membantu dalam terciptanya karya seni teater. Pengkajian teater
akan lebih mudah memahami peranan teater dalam kehidupan, proses terciptanya
teater dari naskah sampai pertunjukan, dan para creator yang terlibat dalam
proses terciptanya pertunjukan teater.
Perwujudan dari naskah menjadi suatu seni pertunjukan
dilakukan suatu proses yang panjang dan kreatifitas yang tinggi. Seorang
sutradara yang merupakan pemimpin dari terciptanya karya teater harus seorang
kreator dan mampu menganalisis suatu kejadian menjadi pertunjukan. Sutradara merupakan seseorang yang dianggap mampu
bertanggung jawab dan memiliki kekuasaan produksi. Penciptaan suatu karya seni
teater tidak akan tercipta tanpa adanya para seniman teater yaitu sutradara,
para aktor, dan para seniman yang ikut andil dalam membantu proses penciptaan
pertunjukan teater.
Pembahasan
Seni teater merupakan kerja kolektif dalam proses
penciptaannya, dan membutuh keterampilan dan kerjasama yang tinggi antar sesama
kreator. Seniman - seniman yang terlibat dalam penciptaan suatu karya teater
yaitu sutradara yang merupakan pemimpin dalam pertujukan teater, aktor
merupakan pemain yang berperan sebagai pelaku dalam naskah, penata artistik
merupakan orang yang merancang bentuk-bentuk artistik dalam pementasan, penata
musik yang memberikan dukungan suasana dari kejadian dalam lakon, pimpinan
pentas yaitu seseorang yang merancang kegiatan sebelum, sewaktu dan sesudah,
penata sceneri yaitu penata pentas, penata cahaya, penata efek bunyi, penata
rias dan kostum. Pertunjukan teater tidak akan terwujud tanpa adanya kerja sama
dari semua cru.
Sutradara adalah orang yang paling penting dalam bermain
karena tanpa visi nya pelaku akan tidak punya tujuan dan tidak akan pergi.
Tanpa sutradara semua akan bingung di teater. Sutradara adalah orang yang
memberitahu semua orang apa yang harus dilakukan dan menginstal rasa takut ke
pemain dan lainnya untuk melakukan yang terbaik mereka setiap saat. Sutradara
adalah orang yang semua aktor dan kru panggung dan semua orang mencoba untuk
mengesankan dan mereka akan selalu berada di perilaku terbaik mereka sementara
sutradara.
Sutradara menentukan gaya pertunjukan
Ketika naskah dipilih atau
ditentukan kerja sutradara sudah menentukan pula gaya pertunjukan yang bakal
digarap untuk masyarakat dan sasaran penontonnya. Misalnya untuk masyarakat
kampus atau pelajar yang tingkat apreseasinya tinggi, Drama absurd mungkin
mengena.namun ketika di masyarakat awam komedi mungkin cock untuk mereka.
kemampuan aktor dan aktrisnya seperti apa kelenturan tubuhnya, kekuatan
vokalnya, daya imaginasinya, kekuatan nalar dan staminanya. Kalau tidak, maka
sutradara mesti terlebih dulu melatih dasar akting sebagai modal aktor dan
aktrisnya.
Sutradara Menyusun jadwal dan Melaksanakannya
Sebelum
jadwal dibagikan, sutradara sebaiknya mengumpulkan dulu personilnya yang akan
dilibatkan dalam proses produksi atau latihan. Dalam pertemuan ini sutradara
membeberkan rencana kerja dan alasan serta tujuan penggarapan pertunjukannya.
Dan menghimpun kesepakatan dan usulan demi kelancaran mencapai target
penggarapannya.
Selama proses sutradara selalu hadir
dan jika berhalangan, tugas bisa diberikan kepada Asisten Sutradara. Untuk
mencapai hasil yang lebih baik, disarankan sutradara juga menggunakan asisten
ahli dalam hal musik, koreografer, pelukis.Dan ketika hari pertunjukan
berlangsung, tugas sutradara dialihkan kepada manager panggung. Sutradara
tinggal duduk manis sambil mencatat hasil garapannya. Jika kurang bagus kelak
diperbaiki jika menggarap naskah itu lagi.
Sutradara Membuat Evaluasi
Selama
proses produksi pasti ada kekhilafan personil, atau ketidak puasan baik
menyangkut cara kerja atau sikap sutradara yang dianggap otoriter juga mungkin
yang lainnya. Maka kesempata Evaluasi diharapkan menuntaskan ganjalan-ganjalan
walaupun terkadang terjadi pertengkaran, saling menyalahkan. Demikian
pengalaman penulis didalam melaksanakan tugas penyutradaraan di sekolah atau di
kelompok luar sekolah. Bila masih ada kekurangan dalam tulisan ini.
Sesungguhnya penulis sendiri masih belajar dan terus mencari metode
penyutradaraan yang lebih baik dimasa yang akan datang.[2]
Sutradara adalah orang yang mengetahui permainan
keseluruhan dan harus mendapatkan pemain untuk melakukan dan membuat acara
berjalan semulus mungkin. Jika aktor atau pelatih panggung adalah untuk keluar
dari garis atau tidak melakukan pekerjaan mereka maka direktur akan mendengar
tentang hal itu dan tidak akan melakukan bahagia tentang hal itu. Persiapan
untuk dire
Oleh karena kedudukan sutradara yang tinggi,
maka seorang sutradara harus mengerti dengan baik hal-hal yang berhubungan
dengan pementasan. Oleh karena itu, kerja sutradara dimulai sejak merencanakan
sebuah pementasan, yaitu menentukan lakon. Setelah itu tugas berikutnya adalah
menganalisis lakon, menentukan pemain, menentukan bentuk dan gaya pementasan,
memahami dan mengatur blocking serta melakukan serangkaian latihan dengan para
pemain dan seluruh pekerja artistik hingga karya teater benar-benar siap untuk dipentaskan.[3]
Peran
sutradara dalam pertunjukan teater
Seorang sutradara dalam pertunjukan teater berperan
sebagai penafsir utama naskah secara kreatif, menciptakan kerja kebersamaan,
mengarahkan aktor memerankan tokohnya, sebagai seseorang pemimpin dalam proses
pertunjukan teater. Pentingnya sutradara dalam terwujudnya pertunjukan, seorang
sutradara yang kreatif akan menciptakan suatu karya yang baik dimata penonton
dan orang banyak. Sutradara adalah para penterjemah, para guru dan
seniman-seniman kreatif yang jeli menangkap keberadaan orang lain, memilki rasa
tanggung jawab kepada naskah dan memiliki keterampilan berorganisasi dan
pengetahuan vokal sebagai bagian dari keahlian menyutradrai.[4]
Tugas seorang sutradara yaitu menganalisa naskah,
menterjemahkan naskah menjadi suatu konsep penyutradaraan yang dapat
dipertanggung jawabkan. Sutradara merupakan pusat dari seluruh kegiatan. Sebagian
ada juga sutradara yang hanya mengasih naskah kepada aktornya karena dia merasa
aktornya sudah pintar atau sudah hebat berakting, jadi peran sutradara yang
seperti ini bagaimana jika dipandang dari peran penting sutradara dalam
pertunjukan teater. Menjadi seorang sutradara harus memiliki pengalaman yang
banyak dari aktornya karena sutradara harus memberikan contoh kepada aktor yang
belum berpengalaman dalam berakting.
Tipe menyutradarai
Seorang
sutradara memiliki ciri khas dalam menyutradarai pertunjukan teater. Tipe dan
cara sutradara yaitu: (1) Sutradara koordinator yaitu sutradara yang
mengarahkan aktor sesuai dengan naskah lakon; (2) Sutradara konseptor yaitu
sutradara yang menyerahkan konsep kepada pemain untuk bimbingan; (3) sutradara diktaktor yaitu sutradara yang
tidak memberikan kebebasan kepada pemain, harus mengikuti semua yang disruh
oleh sutradara ;(4) Sutradara kreator yaitu sutradara yang kreatif dalam
menciptakan pertunjukan.[5]
Semua tipe dan cara menyutradarai bebas dipakai mana yang
ingin diikuti sebagai pedoman dalam proses pertunjukan teater. Keberhasilan
sebuah pementasan berada ditangan sutradara bagaimana menentukan naskah lakon,
seorang sutradara harus menyukai naskah yang dipilih, mampu mengangkat naskah
tersebut, mampu menemukan pemainyang tepat untuk naskah yang dipilih.
Gaya mengarahkandalam menyutradarai
Mengarahkan adalah artform yang telah tumbuh dengan
pengembangan teori dan praktek teater teater.Dengan munculnya tren baru dalam
teater, direktur demikian juga memiliki mengadopsi metodologi baru dan terlibat
dalam praktek-praktek baru. Secara umum, direksi mengadopsi gaya mengarahkan
yang jatuh ke satu atau lebih dari kategori berikut: (1) Diktator, Dalam gaya ini mengarahkan,
direktur memiliki peran sangat tegas dan sangat dominan dalam proses
menciptakan sebuah karya teater. Latihan lebih atau kurang sepenuhnya
dikendalikan dan diprediksi, dengan aktor yang memiliki sedikit atau tidak ada katakana;
(2) Negosiator adalah gaya arah
di mana direktur berfokus pada bentuk yang lebih improvisasi dan dimediasi
latihan dan penciptaan, menggunakan ide dari tim produksi dan aktor untuk
membentuk sebuah karya teater di beberapa gaya demokratis; (3) Para seniman kreatif; (4) Direktur, melihat
dirinya sendiri sebagai seorang seniman kreatif bekerja
dengan 'bahan' dari dramatis kreativitas, baik itu
para aktor , desainer dan tim
produksi. Seniman
kreatif ingin masukan dari pelaku tetapi, sebagai seorang seniman, telah
mengatakan akhir atas apa yang disertakan dan bagaimana ide-ide yang dimasukkan;
(5) The confrontationalist, Dalam
gaya ini mengarahkan, direktur dalam konstan dialog dan debat dengan para pemain dan
tim produksi tentang keputusan kreatif dan interpretasi. Direktur berusaha
keluar dan aktif terlibat dalam pertukaran tersebut.Keluar dari bursa, yang
kadang-kadang bisa dipanaskan atau berisiko, datang sebuah produk akhir
diperebutkan.[6]
Kesimpulan
Pertunjukan teater tercipta dengan adanya sutradara yang
kreatif dalam menciptakan pertunjukan
teater. Sutradara merupakan pondasi utama untuk terciptanya pertunjukan teater.
Seorang sutradara yang mengatur jalannya pertunjukan, dengan membentuk tim
sukses dan berbagai kru dan peñata yang terlibat dalam penciptaan pertunjukan. Penciptaan teater membutuhkan proses yang lama hingga
terbentuknya suatu pertunjukan teater.
Seorang sutradara dalam menciptakan
pertunjukan teater harus memiliki pengalaman yang banyak dari pada aktornya.
Sutradara harus mampu memberikan contoh kepada aktornya berdasarkan naskah yang
dipilihnya.
Daftar pustaka
Anirun,
Suyatna. 2002. Menjadi Sutradara(Bandung : STSI Press Bandung)
Harymawan.
1988. Dramaturgi ( Bandung : CV Rosda )
Nalan,
Arthur S. 1998. Mencipta teater (Bandung : CV Geger Sunten Bandung)
http://en.wikipedia.org/wiki/Theatre_director, 11 Januari 2013
http://www.jendelasastra.com/wawasan/artikel/dasar-dasar-teater-36-dasar-seni-penyutradaraan-dalam-teater, 11 Januari 2013
http://kelompokcager.wordpress.com/2008/06/12/pelatihan-teater/, 11 januari 2013
[1]Arthur S. Nalan, Mencipta teater(Bandung : CV Geger Sunten Bandung, 1998), 26.
[2]http://kelompokcager.wordpress.com/2008/06/12/pelatihan-teater/,
11 januari 2013.
[4] Suyatna Anirun, Menjadi sutradara(
Bandung : STSI Press Bandung ,2002), 10
[5] Harimawan, Dramaturgi,( Bandung :Cv
Rosda ,1988), 65
[6]http://en.wikipedia.org/wiki/Theatre_director,
11 Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar