Pages

Kamis, 28 November 2013

BAHTERA KARYA DARMINTA SOERYANA

 Kereta kencana karya eugene ionesco yang diadaptasi oleh Darminta soeryana ke dalam adat aceh yang berjudul “Bahtera” yaitu sebuah kapal yang dibangun atas perintah Tuhan untuk menyelamatkan Nabi Nuh a.s., keluarga yang beriman, kaumnya yang beriman dan kumpulan binatang yang ada di seluruh dunia dari air bah. Kisah ini terdapat dalam Kitab Kejadian dalam Perjanjian Lama dan Al-Quran. Alasannya mengangkat naskah kereta kencana ke dalam adat aceh yaitu sebagai tuntutan akademik yaitu melayu berjaya, dan juga bagi mahasiswa teater kurangnya pembelajaran mengadaptasi naskah lakon, jadi berguna sebagai pembelajaran bagi mahasiswa khususnya mahasiswa teater. Naskah kereta kencana, yaitu naskah luar yang diadaptasi ke dalam naskah yang bertemakan melayu yaitu adat aceh. Seorang jendral dalam naskah kereta kencana diganti ke dalam bahasa aceh yaitu panglima, panggilan istri kepada suaminya dalam naskah kereta kencana yaitu Hendri diganti dengan Cut Pak, dan sebaliknya panggilan seorang suami kepada istrinya yaitu Cut Nyak.
          Naskah Kereta kencana atau yang sudah di adaptasi menjadi Bahtera, merupakan sepasang suami istri yang tidak memiliki seorang anak, umurnya yaitu 200 tahun, mereka menghabiskan waktu berdua. Tokoh kakek dalam naskah Bahtera merupakan seorang panglima yang terlupakan dan hanya bisa menghabiskan waktu dengan berkhayal dan memimpikan ingin memiliki seorang anak. Analisis naskah tersebut, bahwa sang sutradara yaitu Daraminta Soeryana mengangkat boneka sebagai properti, karena pada dahulunya seorang istri tersebut mual-mual dan seorang suami membawanya ke dukun, karena musim itu belum ada dokter. Tibanya di tempat dukun tersebut, ternyata seorang istri yang mual-mual tadinya hanya masuk angin. Dan sebagai obatnya sang suami membelikannya boneka, sampai pada akhirnya membeli boneka sudah menjadi kebiasaan dan rumah dipenuhi oleh boneka, ada yang bergantungan, dan ada yang berserakan. Penggunaan ayunan anak yang menandakan bahwa mereka sangat merindukan kehadiran seorang anak.
          Boneka yang dihadirkan oleh sutradara di atas panggung berjumlah lebih kurang 150 buah boneka yang bergantungan dan berserakan di atas panggung. Tokoh istri yang di perankan oleh Leni Efendi, S.Sn, M.Sn yang merupakan Dosen jurusan teater. tokoh suami yang diperankan oleh Hanafi yang merupakan mahasiswa jurusan teater yang mengambil minat pemeranan.



          Terciptanya pertunjukan ini didanai oleh dana Dipa atas lolosnya seleksi dalam mengajukan proposal untuk membuat suatu karya. Ada tiga dosen teater yang lolos mendapatkan dana Dipa tersebut yaitu Darminta Soeryna, Dede Pramayoza, dan Henriko Alamo. Ketiga dosen tersebut mengangkat sebuah naskah yang berbeda adat ketiganya. Bapak Riko mengangkat sebuah naskah yang beradatkan Jawa, Bapak Dede mengangkat sebuah naskah yang beradatkan Minangkabau, Bapak Darminta mengangkat sebuah sebuah naskah yang beradatkan Aceh.

                         





Rabu, 27 November 2013

MODERNISASI VS TRADISI


           Hari demi hari, tahun demi tahun semakin canggihnya pemikir dan alat teknologi yang diciptakan oleh orang barat. Semua itu menjadi media bagi kita (orang timur) sebagai pemakai alat tersebut untuk mendapatkan atau  memperoleh ilmu pengetahuan. Saya melihat, bahwa banyaknya generasi muda yang terjebak dengan kecanggihan alat tekhnologi, misalnya ada sebagian siswa dan mahasiswa yang mempergunakan tekhnologi (internet) sebagai alat untuk melihat video yang tidak menunjang kepada pelajaran, ataupun mempergunakan alat tersebut (internet) mencari dan mengcopi tugas dari internet. Jadi tekhnologi musim ini selain ada dampak positif, juga ada bagi sebagian orang yang berdampakan negatif.
 Kecanggihan alat tekhnologi pada zaman sekarang membuai kita  dalam kesenangan sesaat tanpa memikirkan perkembangan cara pikir yang akan datang. Misalnya saya ambil contoh di bidang kesenian khususnya teater. Banyak yang belum mengenal apa itu seni teater? Dan apa itu drama?. Pada hal teater tersebut begitu dekat dengan kehidupan kita. Jadi apa teater itu sebenarnya?.
      Teater berasal dari bahasa yunani yaitu Teatron artinya gedung pertunjukan. Sebenarnya banyak pegertian dari teater tersebut. ada yang menyatakan bahwa teater itu berpura-pura, ada juga yang menyatakan teater itu adalah kehidupan yang hidup yang dimainkan di atas panggung. Drama adalah cermin tanpa bingkai yang mewakili gerak kehidupan dalam anasir demi anasir yang dirangkai jadi kesatuan yang utuh dan memukau”.[1] Perbedaan antara drama dengan teater merupakan bahwa teater merupakan gedung pertunjukan dimana suatu drama dilangsungkan. Penciptaan suatu pertunjukan teater, banyak yang melibatkan orang  dalam proses penciptaannya, seperti adanya sutradara, aktor atau pemain, pimpro, stage manager, kru panggung, penata lighting, penata busana dan make up, dan lain sebagainya. Semua itu memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing. Menciptakan suatu pertunjukan teater membutuh kerja kolektif (bersama). Tidak akan ada pertunjukan tanpa adanya usaha saling kerja sama.
            Proses penciptaan suatu karya teater membutuhkan waktu yang cukup panjang, mulai dari proses reading, penghafalan naskah, bloking pemain di atas pentas, yang kemudian pementasan yang ditujukan kepada masyarakat. Teater, tentu tidak semua orang mengetahui tentang hal tersebut, banyak juga yang tidak tahu tentang teater yaitu dari kalangan masyarakat awam. Menciptakan suatu pertunjukan teater harus mempertimbangkan dari segi penontonnya. Perlu diketahui, bahwa dalam suatu pertunjukan teater tersebut, berhasil tau tidaknya suatu pertunjukan tergantung pada penonton.
            Syarat terbentuknya suatu pertunjukan teater tersebut dengan adanya penonton. adanya interelasi (hubungan) antara pertunjukan dengan penonton.  Setelah mengetahui bahwa penonton teater bukan dari golongan akademisi, melainkan dari golongan masyarakat awam, tentu harus menyesuaikan pola pikir pertunjukan yang akan diterima oleh masyarakat pada umumnya. Menginfomasikan kesenian teater kepada masyarakat melalui pertunjukan yang ditontokan kepadanya. Berbicara masalah teater tradisional, yaitu merupakan teater yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat tertentu yang membedakannya dengan  masyarakat lainnya. Teater tradisi merupakan pembentuk ciri khas daerah masing-masing.
             Zaman sekarang banyak generasi muda yang tidak mengenali kesenian daerahnya khususnya teater-teater daerah. Misalnya teater daerah lampung yaitu Warahan, daerah riau yaitu makyong, daerah payakumbuh yaitu sijobang dan selawat dulang. Tidak hanya jenis teater yang tidak diketahuinya tetapi juga dengan seni musik daerahnya, tetapi kita memfokuskannya pada teater daerah payakumbuh. Kesenian payakumbuh yang membuat masyarakat naik daun pada zamannya. Sekarang hanya tinggal nama, tetapi masih ada sebagian orang yang masih peduli dengan kesenian daerahnya. Kepedulian itu mungkin mereka rasakan karena begitu pentingnya kesenian daerah yang akan diturunkan atau diwariskan kepada generasi muda sekarang. Mewariskan atau menurunkan suatu jenis kesenian tidaklah mudah, seperti kita lihat pada zaman sekarang banyaknya generasi muda yang tidak peduli dengan keseniannya, mungkin itu terjadi karena pengaruh tekhnologi pada zaman sekarang. Tidakpun daerah payakumbuh, daerah lain kesenian teaternya sudah mulai terlupakan, hal tersebut terjadi karena kurangnya kepedulian generasi muda untuk mempelajaridan mempertahankan kesenian daerahnya.
             Padahal, mempertahankan suatu teater daerah memiliki kebanggaan tersendiri bagi orang yang mau mempertahankannya. Kurangnya minat generasi muda akan perkembangan teater daerahnya, mungkin hal tersebut terjadi karena pengaruh westernisasi (pengaruh gaya barat) dan modernisasi( modern).  Kejadian yang dialami oleh daerah payakumbuh sekarang banyaknya generasi muda yang terjerat dengan perkembangan tekhnologi dan tidak mau mempertahankan keseniannya.
            Jelas terlihat bahwa, selain dampak positif juga ada dampak negatif yang ditimbulkan oleh modernisasi dan westernisasi. Sebagai orang normal tentu tidak ingin ketinggalan zaman. Tentu ingin gaul di depan masyarakat. tetapi pemikiran tersebut tidak diimbangi dengan pemikiran daerahnya. Sebagai warga daerah yang baik sudah sepatutnya peduli dengan kesenian daerahnya. Disamping itu pergunakanlah alat tekhologi sesuai dengan kebutuhan kita.
             Sewajarnya dari pihak pemerintahan daerah memberikan motivasi kepada anak muda generasi penerus bangsa dalam hal kesenian daerahnya khusunya teater tradisional. Juga memberikan pembelajaran dalam hal tersebut, dan mempertunjukan kesenian tersebut kepada anak muda-muda agar mereka merasa tertarik dan mau mempertahankan keseniannya.
            Kesenian hidup karena adanya seseorang ingin mempertahankannya, tanpa hal tersebut tidak akan ada suatu kesenian yang bertahan, untuk hal demikian dibutuhkan generasi atau pemuda yang peduli dengan kesenian khususnya teater tradisional yang berkembang ditengah masyarakat.
            Menurut Mochtar orang payakumbuh, ia adalah seorang pekerja seni yang bergelut dibidang Saluang Sirokpak. Beliau sudah menggeluti kesenian sejak berumur enam belas tahun sampai sekarang, dan sekarang beliau berumur enam puluh lima tahun.
            Menurut Datuk Mochtar kesenian tradisional payakumbuh yaitu Sijobang, Saluang Sirompak, Sampelong sekarang sudah hampir punah karena banyaknya pengaruh dunia modern yang mempengaruhi anak muda zaman sekarang. Akibatnya tentu berdampak kepada kesenian tradisi tersebut, yang sangat mendukung perkembangan kesenian payakumbuh. Kesenian tersebut mencapai puncak kejayaannya sekitar tahun 1990-an, dan sekarang dengan majunya ilmu pengetahuan dan tekhnologi, kurangnya minat dan kepedulian penduduk atau masyarakat payakumbuh dengan kesenian tradisinya, khususnya anak muda dan generasi penerus yang peduli dengan kesenian payakumbuh khususnya Teater tradisional.  
            Perbincangan dengan Datuk mochtar pada hari Minggu / tanggal 13 Oktober 2013 di rumah yaitu di daerah Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota. Beliau dahulunya merupakan sesorang yang mahir dalam memainkan kesenian Saluang Sirompak. Tetapi pada saat sekarang beliau sudah tidak ingin bermain kesenian Saluang Sirompak lagi. Selain faktor umur juga beliau sudah ada menurunkan kepandaian dalm memainkan kesenian Saluang Sirompak. Wawancara tersebut tidak hanya berputar sekitar Saluang Sirompak saja, tetapi juga tentang Teater Tradisi daerah payakumbuh yaitu teater tutur Sijobang. Teater Tutur Sijobang pada zaman sekarang sudah hampir punah, dan tidak ada orang yang menggantikannya lagi.
            Kepunahan suatu karya seni masyarakat karena ketidak pedulian masyarakat terhadap keseniannya itu. Kini saya sadar betapa pentingnya menghargai dan mempertahankan suatu kebudayaan daerah setempat, karena hal tersebut merupakan suatu kebanggaan bagi kita semua. Para pemuda generasi penerus bangsa, marilah kita lestarikan budaya dan kesenian tradisi kita. Siapa lagi yang akan melestarikan kesenian tradisi kalau bukan generasi muda penerus bangsa. Kita boleh mengenal dunia modern karena kita membutuhkan itu juga, tetapi kita tetap ingat akan kebudayaan dan kesenian kita sendiri yang menjadi kebanggaan bagi kita semua.

By: Wiwi Wulandari
           














1.      [1] Tambajong, japi. Dasar-dasar dramaturgi. Bandung: Pusaka prima. 1981.Hal 39

Minggu, 24 November 2013

BATU KAPIRAN ATAU BATU TAK BERNAMA

          Pertunjukan teater yang berjudul “Batu kapiran” dalm bahasa jawa, dalam bahasa indonesia yaitu batu tak bernama yang di sutradarai oleh Hendriko alamo. Pertunjukan ini ditampilkan di Gedung pertunjukan Houridjah Adam ISI Padangpanjang. Pertunjukan Batu kapiran ini dimainkan oleh dua belas aktor. Di lihat dari segi penggarapan pertunjukan banyak menggunakan Eksplorasi tubuh untuk berdialog. Bahasa yang disampaikan satu sama lainnya dengan menggunakan bahasa tubuh. Seusai pertunjukan tersebut diadakanlah diskusi antara sutradara dan penonton, menurut penonton pada umumnya jika dipandang dari segi keaktoran menarik, dan jika dilihat dari segi lighting memang sangat mendukung suasana tetapi dari penonton tidak kelihatan karena pencahayaannya kurang atau kabur. Proses penciptaan suatu pertunjukan Batu kapiran ini sudah berlangsung dari bulan Mei. Cukup lama untuk proses penciptaan suatu seni pertunjukan. Tetapi jika dilihat dari hasil pertunjukan yang disutradarai oleh Hedriko Alamo cukup memuaskan. 






Rabu, 20 November 2013

RIAS-AN DALAM PERTUNJUKAN TEATER

       Tata rias, seperi yang kita ketahui berguna sebagai alat untuk mempercantik wajah, tetapi pada pertunjukan teater tata rias tidak hanya sebagai alat untuk mempercantik, tetapi hal paling penting yaitu untuk mempertegas kharakter tokoh yang akan diperankan. Mempertegas kharakter tokoh tersebut misalnya rias untuk tokoh nenek-nenek, rias untuk seorang raja. Tata rias sangat membantu seseorang dalam menunjukkan kharakter tokoh. Riasan dalam pertunjukan teater menggambarkan watak seseorang dan kharakter yang akan diperankannya.

          Sebagai mahasiswa teater yang merupakan seni pertunjukan harus mempelajari bagaimana merias wajah sesuai dengan kharakter seseorang, sehingga tergambarkan seorang tokoh yang akan dimainkannya. Merias wajah dengan menggunakan alat make-up tidak butuh keahlian penuh dalam merias tersebut, cukup dengan mempunyai pengetahuan tentang tata rias wajah dan memahami setiap gambaran dan kharakter tokoh yang akan di perankan oleh seseorang. 

TEATER TRADISI YANG TERLUPAKAN

         Teater tradisi merupakan teater yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah tertentu. Teater tradisi yang menjadi ciri khas suatu daerah yang membedakannya dengan daerah lain. Contohnya yang kita sudah kita ketahui yaitu Randai. Randai merupakan kesenian khas Minangkabau, dan derah lainpun memiliki ciri teater tradisinya masing-masing. Contohnya lagi di daerah lampung adanya teater Warahan, di payakumbuh terkenal dengan teater tutur Sijobang.
          Teater tradisional yang menjadi sumber inspirasi terciptanya teater modern. Menciptakan teater tradisi yang masih berpedoman atau masih mempertahankan tradisi lamanya. Inspirasi disini maksudnya yaitu proses penciptaan karya seni teater modern yang tetap mempertahankan tradisi daerah setempat. Bisa jadi dikatakan teater tersebut tradisi kontemporer yaitu tradisi kekinian. Tetapi zaman sekarang hal demikian telah luntur oleh perkembangan zaman, telah pudarnya teater-teater tradisi masyarakat pada zaman sekarang. Contohnya saja di payakumbuh yaitu jenis kesenian yang ada di payakumbuh seperti teater tutur sijobang, saluang sirompak, sampelong yang sekarang hampir punah karena tidak ada generasi yang peduli dengan kesenian daerahnya. Perlunya meningkatkan nilai dan mutu kesenian tradisi di daerah masing-masing.  

Senin, 18 November 2013

TEKHNIK MUNCUL DAN IMPROVISASI DALAM BERMAIN TEATER


Tekhnik muncul dalam bermain teater harus dipertimbangkan, supaya ada kesan dan daya tarik sangat pertama kali seorang aktor naik ke atas panggung. Tekhnik muncul tersebut merupakan cara seorang pemain tampil pertama kali ke pentas yaitu saat masuk ke panggung yang telah ada tokoh lain atau masuk bersama dengan tokoh lainnya.
Tekhnik muncul pertama kalinya seorang aktor bermain di atas panggung dalam pertunjukan teater merupakan gambaran cerita selanjutnya. Karena tekhnik muncul tersebut merupakan tonggak awal terciptanya suatu pertunjukan teater. Tekhnik muncul sangatlah penting dalam menciptakan suatu pertunjukan teater.
Disaat seorang aktor main di atas panggung, tentu tidak semulus seperti waktu latihan,  kadang secara tidak sengaja terjadi kecelakaan panggung, seperti seorang aktor lupa dengan naskah, ada juga yang lupa bloking. Seorang aktor yang cerdas harus mampu berimprovisasi. Improvisasi merupakan suatu aktivitas drama yang dihasilkan secara spontan dengan menggalakkan daya imajinasi, kreatifitas dan inovasi seorang aktor berdasarkan rangsangan yang diberikan oleh pasangan atau lawan bermain.

Berimprovisasi tidak semudah yang dibayangkan, dalam improvisasi tentu ada kejanggalan seorang aktor , salah tigkah, maupun kurang PD, tapi bagi seorang aktor yang baik, jika terjadi sebuah kecelakaan panggung dalam bermain harus mampu berimprovisasi tingkat tinggi, supaya penonton tidak bisa melihat adanya suatu kesalahan dalam bermain.  

Minggu, 17 November 2013

PEMANASAN DALAM LATIHAN TEATER


          Melakukan suatu pertunjukan memerlukan latihan yang serius dan sungguh-sungguh. Hal yang dibutuhkan dalam sebuah latihan yaitu pemanasan, pemanasan dalam proses latihan teater seperti olah tubuh, olah rasa atau sukma, olah vokal. Tujuan dari pemanasan ini agar seorang aktor tidak kaku dalam bermain di atas panggung. Untuk memerankan tokoh yang ada dalam naskah seorang aktor harus bermain lentur dan tidak kaku di atas panggung.
          Aktor yang hebat selain memiliki keahlian, juga seorang aktor tersebut harus rutin latihan, walaupun tidak untuk proses pertunjukan. Tetapi hal itu sangat penting bagi seorang aktor untuk selalu menjaga kondisi tubuh dan kelenturan tubuhnya. Dalam bermain yang harus diperhatikan itu tidak hanya tubuh seorang aktor yang lebih penting lagi yaitu olah vokal. Olah vokal merupakan seberapa mampu seorang aktor menciptakan irama bunyi suara dalam bermain di atas panggung.

        Dua hal tersebut merupakan hal yang penting dalam proses terciptanya suatu pertunjukan, ada satu hal lagi yang perlu diingat yaitu mengolah rasa atau olah sukma. Mengolah rasa atau sukma tersebut tidak segampang yang dibayangkan. Ini bisa didapat dari observasi ataupun dari pengalaman empiris (batin) seorang aktor. Seorang aktor yang mendapatkan peran seorang pelajar, ia harus mampu memeran kharakter seorang pelajar di atas panggung. Seorang aktor yang baik pasti lebih menghargai proses latihan dengan adanya pemanasan agar latihan yang diinginkan dapat dicapai sesuai dengan yang diinginkan. 

Rabu, 13 November 2013

MASYARAKAT SEBAGAI PENONTON SUMBER INSPIRASI DALAM MENCIPTAKAN KARYA TEATER
Abstrak: Terciptanya suatu karya karena adanya pelaku  teater, yang sumber inspirasi  dari suatu masyarakat masyarakat. cerita yang diangkat biasanya berangkat dari kehidupan sehari-hari yang terjadi di dalam masyarakat. terciptanya suatu seni teater betujuan untuk dipertontonkan kepada masyarakat, tanpa adanya penonton suatu pertunjukan itu belum bisa dikatakan sebuah pertunjukan. Karena keberhasilan sebuah karya teater tergantung respon dari penontonnya. Menciptakan karya teater harus mengetahui selera penontonya, dan bisa memahami jenis penontonnya. Menciptakan suatu karya teater itu bukan hanya pemenuhan kebutuhan pelaku seni, tetapi yang lebih penting kebutuhan penonton yaitu masyarakat.
Kata kunci: Masyarakat, Inspirasi, Penciptaan karya teater
Pendahuluan
            Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul dan saling berinteraksi.[1] Terciptanya teater yaitu karena adanya masyarakat yang menjadi sumber inspirasi bagi pelaku seni dalam menciptakan suatu karya teater. Masyarakat atau penonton menjadi peran penting dalam terciptanya suatu karya seni khususnya teater. Penonton merupakan syarat terciptanya suatu pertunjukan, tanpa adanya penonton suatu pertunjukan itu belum sah dikatakan pertunjukan. Penonton menempati posisi yang terpenting bagi sebuah seni pertunjukan. Tapi, akhir-akhir ini penonton menjadi terabaikan, karena pertunjukan hanya mementingkan kebutuhan bagi pelaku saja, tanpa memikirkan penontonnya. Ruang dalam penonton merupakan sejauh mana pelaku seni mampu mengetahui pola pikir penontonnya, apakah penontonnya itu masyarakat awam atau orang yang melalui jenjang pendidikan. Disini pelaku seni itu harus mempertimbangkan jenis pertunjukan yang akan diciptakan, kepada siapa pertunjukan itu dipertunjukkan.
            Disini penulis, ingin mengungkapkan seberapa penting posisi masyarakat sebagai penonton untuk terciptanya suatu pertunjukan. Seorang pelaku seni atau seniman harus mengetahui seberapa penting baginya penonton dalam penciptaan karya seni khususnya teater. Apakah dengan tidak adanya penonton, itu bisa dikatakan sebuah seni pertunjuka?. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalapahaman dalam penciptaan karya seni tersebut, dengan demikian sebagai seorang seniaman harus mampu memahami pola prilaku penontonnya. Juga bertujuan agar seniman lebih memperhatikan penontonnya.
 Pembahasan
            Penonton dan pertunjukan yang tidak bisa terpisahkan, pada prinsipnya keberhasilan atau kegagalan sebuah pergelaran teater tergantung kepada penontonnya. Sebagai contohnya, bahwa di kalangan pemain Topeng Kaleng di wilayah Jababeka, Jawa barat, ukuran keberhasilan dinyatakan dengan istilah “jadi”. Sebuah pergelaran disebut berhasil bila pergelaran tersebut jadi. Adapun jadi itu sendiri diukur bukan dari aktivitas penyaji belaka, melainkan dari reaksi penonton yang diberikan atas aksi penyaji dalam pergelaran. [2]
            Seorang seniman dalam menciptakan suatu karya seni, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhannya saja sebagai pencipta karya seni, tetapi tujuan penciptaan itu harus ditujukan kepada penonton. demikian begitu pentingnya posisi masyarakat sebagai penonton. Masyarakat sebagai penonton tidak hanya berperan sebagai penonton saja, tetapi juga menjadi tempat untuk seniman berinspirasi. Inspirasi, sebagian didapatkan oleh seniman dari masyarakat dalam mengemabangkan idenya dalam berkarya. Syarat utama terciptanya suatu karya seni pertunjukan dengan adanya penonton.
            Unsur-unsur teater yang terdiri dari lakon (naskah), artis-artis teater yang meliputi (sutradara, aktor, aktris, penata artistik, penata musik, penata rias, penata busana, dan lain-lainnya), pentas, peralatan pada waktu pementasan (seperti lampu, skenery, properti, alat rias dan busana), penonton. [3] telah digambarkan bahwa semua yang terdapat pada  unsur tersebut diatas menjadi pembentuk seni pertunjukan.
            Demikian pentingnya posisi penonton, yang harus dipertimbangkan lagi jenis dan kualitas pertunjukan yang akan disuguhkan kepada penonton. mempertimbangkan disini maksudnya yaitu dengan memahami tujuan penonton yang akan dihadirkan harus mampu memahami isi dari pertunjukan. Tidak hanya memenuhi kewajiban berkarya bagi si pelaku seni, tapi juga mampu memenuhi keinginan penonton. Penonton datang menghadiri suatu pertunjukan dan berharap untuk mendapatkan kepuasan yang diinginkannya. Menonton pertunjukan , bisa membuat penonton terpukau dan mendapatkan pesan yang ingin disampaikan melalui cerita pertunjukan. Cerita dari pergelaran (teater) tidak akan tercipta tanpa adanya masyarakat, karena cerita yang diangkat dalam sebuah pertunjukan teater masih cerita yang terjadi disekitar masyarakat tersebut. 
            Cerita tersebut terkadang menjadi pelajaran bagi si penonton, karena dalam cerita pergelaran (teater) disamping untuk hiburan juga terdapat pesan moral yang dapat diambil bagi si penonton. misalnya seseorang (yang sering melawan kepada orang tuanya) yang sedang menonton pertunjukan anak yang durhaka yang akhir ceritanya mati yang mengganaskan, sehingga membuat penonton tersebut sadar bahwa yang ia lakukan itu salah, dan mendapatkan balasannya di hari akhir. Kemudian orang itu berusaha berbuat baik kepada orang tuanya. Jadi seni pergelaran (teater) dapat memberikan pengaruh kepada penontonnya baik itu pengaruh buruk maupun pengaruh baik, tergantung diri pribadi masing-masing yang menonton.
            Disamping bisa memberikan pesan moral kepada penontonnya, pergelaran (teater) juga berfungsi sebagai terapi yaitu seseorang yang sedang gelisah atau sedang stress, bawalah kesuatu pertunjukan yang lucu atau komedi maka jiwanya akan menjadi tenang dan memiliki ketenangan batin bagi diri si penonton tersebut. sebagai semboyan bahwa “ hidup tanpa seni itu hampa”. Senilah yang mengisi kehidupan kita, tanpa seni kehidupan tidak akan berwarna dan tidak akan mengenangkan. Tuhan sebagai makhluk pencipta saja, mencipta apa-apa yang ada dibumi ini diciptakan penuh dengan seni.
            Seni merupakan semua hasil karya yang dikemas dalam bentuk tertentu yang mengadung unsur estetika (keindahan) dan etika (perilaku yang sesuai dengan adat istiadat). Seni tercipta karena adanya pelaku seni atau seniman yang kreatif, tanpa adanya pelaku seni suatu kesenian tidak akan dapat tercipta. Menciptakan sebuah karya seni, antara seniman dan masyarakat tidak bisa dipisahkan, karena antara keduanya tersebut memiliki hubungan yang erat. Seorang seniman dalam menciptakan suatu karya berpedoman kepada apa yang ada dan berkembang dalam masyarakat.
            Seniman itu tidak hanya orang akademisi, tetapi juga orang atau tokoh masyarakat yang mengetahui dan mampu menciptakan suatu karya seni. Di setiap daerah, tentu memiliki kesenian tradisi yang tumbuh dan berkembang di dalam daerah tersebut yang menjadi ciri khas suatu daerah. Contoh kesenian tradisional daerah minangkabau yaitu randai, yang merupakan ciri khas kesenian daerah minangkabau. Randai merupakan suatu bentuk kesenian yang di dalamnya terdapat unsur gerak (dalam bentuk gerakan silat), pemain atau tokoh yang menjalan alur cerita randai, legaran, dendang atau musik vokal.
            Cerita dalam randai biasanya mengangkat cerita Anggun nan tongga, siti baheram, siti nursian, cindua mato. Semua cerita yang diangkat itu merupakan diangkat dari cerita yang berkembanga dalam masyarakat orang zaman dahulu. Pertunjukan randai ini pada zaman dahulunya biasanya dimainkan untuk pengisi waktu senggang yang  dipertunjukkan di lapangan atau alam terbuka, tapi sekarang sering dengan perkembangan zaman, maka pertunjukan randai saat sekarang sudah dipertunjukkan dalam gedung. Sangat berbeda tekhnis pertunjukannya dibandingkan dengan zaman sekarang.
            Zaman dahulu, dalam pertunjukan randai yang dimainkan dilapang terbuka, maka antara penonton dan pemain memiliki jarak yang dekat sehingga mereka saling berkomunikasi, dan tidak pula berdialog melenceng dari cerita sebenarnya. Tetapi pada zaman sekarang pertunjukan yang sudah dimainkan di dalam gedung tertutup yang jarak antara pemain dan penonton sangat sajauh membuat pemain dan penonton tidak bisa berkomunikasi.
Kesimpulan
            Masyarakat merupakan tempat inspirasinya seniman dalam menciptakan karya seni. Seorang seniman dalam menciptakan karya seni, khusunya seni teater harus memperhatikan selera dan pola pikir penontonnya. Mengetahui pola pikir penonton disini, selain untuk menghibur juga pesan moral yang ingin disampaikan kepada penonton dapat diterima dengan baik. Begitu pentingnya masyarakat sebagai penonton menjadikan syarat utama terbentuknya suatu pertunjukan.
            Bagi seorang seniman, penonton sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah karya seni yang diciptakannya. Tolak ukur itu terdapat dari bagaimana reaksi penonton terhadap pertunjukan yang dipentaskan. Disini peran seorang seniman yaitu mengetahui objek penonton yang akan dituju, supaya pesan dan kesan dapat diterima dengan baik.















Daftar pustaka
Koentjaraningrat. Pengantar ilmu Antropologi. Jakarta: PT.Rineka Cipta. 2002. Hal. 144
Simatupang, lono. Pergelaran.yogyakarta: Jala sutra. 2013. Hal 68
Durachman, yoyo C, dkk.  Pengetahuan teater. Bandung: Proyeksi pengenbangan institut kesenian indonesia Sub proyek akademi seni tari indonesia Bandung. 1985. Hal 2





[1] Koentjaraningrat. Pengantar ilmu Antropologi. Jakarta: PT.Rineka Cipta. 2002. Hal. 144

[2] Simatupang, lono. Pergelaran.yogyakarta: Jala sutra. 2013. Hal 68
[3] Durachman, yoyo C, dkk.  Pengetahuan teater. Bandung: Proyeksi pengenbangan institut kesenian indonesia Sub proyek akademi seni tari indonesia Bandung. 1985. Hal 2

Minggu, 10 November 2013

TEATER TUTUR (SIJOBANG) DAERAH PAYAKUMBUH


          Sijobang termasuk ke dalam teater tutur. Teater tutur adalah teater yang diangkat dari suatu cerita, timbul dinyanyikan dengan cara monolog yang dibawakan oleh seseorang saja. Menurut alumni STSI  Padangpanjang,   Sijobang akan terasa asik didengar, apabila utuh dinikmati. Apabila didengar setengah-setengah, sulit mengetahui alur cerita yang disampaikan pembawa kaba dalam Sijobang.

           Sijobang sangat terkenal pada era 80-an dan masih berkembang pada saat itu, tetapi akhir-akhir ini kesenian tersebut kurang diminati oleh pemuda-pemuda setempat yaitu di Payakumbuh. Kurangnya minat generasi penerus menjadi cambuk terancam punahnya kesenian di Payakumbuh. Kesenian-kesenian hanya orang tua-tua yang tahu cara memainkannya karena tentu adanya tekhnis melakukannya tidak bisa sembarangan orang.

TEATER SEBAGAI TEMPAT BAGI AKTOR UNTUK MENGHIDUPKAN PERAN


          Seni teater merupakan seni peran, yang melibatkan para aktor untuk menghidupkan tokoh cerita. Seperti yang kita ketahui, bahwa teater termasuk ke dalam genre sastra, tetapi hal ini lah yang membedakan teater dengan karya sastra lainnya. Seperti puisi, prosa, cerpen. Karya teater tidak bisa lepas dari sastra, misalnya untuk mengangkat sebuah cerita yang berangkat dari cerpen, prosa dan puisi.

          Aktor merupakan pemain yang memerankan tokoh dan menghidupkan tokoh di atas panggung. Teater, dalam bahasa yunani yaitu “Teatron”yang berarti gedung pertunjukan. Teater merupakan wadah bagi aktor untuk bermain. Memerankan suatu tokoh yang akan dimainkan di atas panggung tentu tidak semudah yang dibayangkan. Semua memerlukan proses yang panjang untuk menciptakan suatu karya teater. Memerlukan kerja sama atau kerja kolektif yang erat antar sesama, antara sutradara dan aktor, sutradara dan yang lainnya. 

Sabtu, 09 November 2013

TEATER SEBAGAI KARYA KOLEKTIF


          Sebelumnya sudah diketahui bahwa teater merupakan semua jenis pertunjukan yang mengadung cerita, baik berangkat dari pengalaman empiris (batin) ataupun observasi (pengamatan) yang ditampilkan di atas panggung. Unsur-unsur terbentuknya teater itu antara lain adanya aktor dan aktris, sutradara, penata lighting, penata busana, penata rias, stage manejer, dan sebagainya yang terlibat membantu di dalamnya.

          Terciptanya karya teater, tidak semudah yang kita tonton, karena menciptakan sebuah karya yang akan di pertontonkan melibatkan banyak orang. Teater bukanlah kerja individual, karena teater merupakan kerja kolektif (bersama). Kerja kolektif dalam penciptaan pertunjukan membutuhkan kebersamaan dan tujuan yang sama, saling menghomati dan menghargai antar sesamanya. Agar hasil yang diinginkan dapat terlaksana sesuai dengan keinginan bersama. 

PROSES PERTUNJUKAN TEATER


        Proses dalam seni teater sangat perlu dan mendukung untuk terciptanya pertunjukan yang baik. Kualitas seni teater dalam berkarya tergantung kepada prosesnya, yaitu proses latihan. Dosen penyutradaraan sering menyatakan bahwa proses dalam latihan itu sangat penting, kecelakaan waktu pementasan itu adalah hal yang wajar. Tetapi baik dan buruknya suatu karya teater tergantung kepada prosesnya.
          Memang, sejauh ini saya buktikan dari pertunjukan-pertunjukan yang di pentaskan di ISI Padangpanjang, sangat mengutamakan proses latihan. Demikian pentingnya proses latihan bagi seorang aktor yang akan bermain di atas panggung. Proses latihan tersebut bertujuan untuk mengasah dan memperkaya latihan observasi terhadap objek tertentu. Proses latihan tersebut ada dua macam yaitu menggali pengalaman empiris seseorang dan mengasah daya ingatan dari hasil observasi dan mengulang-ulang latihannya agar dapat memerankan watak tokoh.  

SENI PERAN DALAM TEATER

           Berperan merupakan suatu seni untuk menciptakan watak-watak dan kharakter tokoh yang ada dalam suatu naskah yang akan dimainkan oleh seorang aktor. Aktor dalam memerankan sebuah watak tokoh harus mampu mengahayati dan merasakan tokoh tersebut dalam dirinya. Sebelum praktek pemeranan, biasanya seseorang yang ingin menjadi aktor yang baik harus mempelajari dulu olah rasa, olah tubuh, olah vokal.

          Olah rasa merupakan proses merasakan dan menghayati watak dan kharakter tokoh, yang dapat membantu seorang aktor dalam memerankan tokoh tersebut. olah tubuh merupakan proses mengolah tubuh agar mudah bergerak supaya tidak kaku dalam memerankan tokoh tersebut. olah vokal merupakan proses bagaimana seseorang dapat menghadirkan warna suara yang dituntut dalam naskah teater. Misalnya dalam naskah terdapat tokoh nenek-nenek, jadi seorang aktor mampu merasakan peran nenek-nenek, walaupun usianya masih muda. Olah vokal, olah rasa, dan olah tubuh sangat penting dalam bermain teater. 

KURANGNYA MINAT MENJADI SUTRADARA DI TEATER ISI PADANGPANJANG

        Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, semakin banyak pula halangan dan rintangan yang dihadapi oleh mahasiswa teater ISI Padangpanjang. Selain faktor keinginan yang menjadi penghambat, juga terdapat faktor ekonomi yang menghalanginya. Tetapi yang namanya minat harus selalu kita kejar walaupun banyak hal dan rintangan yang dihadapi.
          Memang, untuk menjadi seorang sutradara harus mampu bersaing dalam berkarya, dan memiliki daya imajinatif (imajinasi) yang tinggi dalam menciptakan karya teater. Juga, seorang sutradara harus mempunyai pengalaman yang banyak, sebelum dia akan menyutradarai sebuah pertunjukan. Sutradara yang baik adalah sutradara yang memulai dengan berangkat menjadi seorang aktor terlebih dahulu. 

Jumat, 08 November 2013

SENI DRAMA SEBAGAI HASIL SASTRA

 Seni drama atau seni peran merupakan sebuah hasil dari karya sastra, sama halnya dengan cerpen dan novel yang merupakan karya sastra. persamaannya yaitu terletak pada cerita, tetapi perbedaan diantara keduanya itu adalah seni drama juga merupakan karya sastra tetapi cara penyajiannya yang berbeda, yaitu seni drama penyampaian cerita melalui dialog-dialoh tokoh yang berperan sebagai pemain dalam suatu pertunjukan. Sedangkan karya sastra berbentuk karya tulis yang bertujuan membuat pembaca tertarik dari ceritanya. Genre sastra yang terbagi ke dalam 3 golongan yaitu puisi, prosa, dan drama. 

PENONTON PERGELARAN TEATER

          Penonton merupakan syarat terciptanya suatu pergelaran, tanpa adanya penonton suatu pergelaran itu belum sah dikatakan pertunjukan. Penonton menempati posisi yang terpenting bagi sebuah pergelaran. Tapi, akhir-akhir ini penonton menjadi terabaikan, karena pertunjukan hanya mementingkan kebutuhan bagi pelaku saja, tanpa memikirkan penontonnya. Ruang dalam penonton merupakan sejauh mana pelaku seni mampu mengetahui pola pikir penontonnya, apakah penontonnya itu masyarakat awam atau orang yang melalui jenjang pendidikan. Disini pelaku seni itu harus mempertimbangkan jenis pertunjukan yang akan diciptakan, kepada siapa pertunjukan itu dipertunjukkan.
            Penonton dan pergelaran yang tidak bisa terpisahkan, pada prinsipnya keberhasilan atau kegagalan sebuah pergelaran tergantung kepada penontonnya. Sebagai contohnya, Seperti yang dikatakan oleh Lono Simatupang dalam buku pergelaran, bahwa di kalangan pemain Topeng Kaleng di wilayah Jababeka, Jawa barat, ukuran keberhasilan dinyatakan dengan istilah “jadi”. Sebuah pergelaran disebut berhasil bila pergelaran tersebut jadi. Adapun jadi itu sendiri diukur bukan dari aktivitas penyaji belaka, melainkan dari reaksi penonton yang diberikan atas aksi penyaji dalam pergelaran.
            Demikian pentingnya posisi penonton, yang harus dipertimbangkan lagi jenis dan kualitas pertunjukan yang akan disuguhkan kepada penonton. mempertimbangkan disini maksudnya yaitu dengan memahami tujuan penonton yang akan dihadirkan harus mampu memahami isi dari pertunjukan. Tidak hanya memenuhi kewajiban berkarya bagi si pelaku seni, tapi juga mampu memenuhi keinginan penonton. Penonton datang menghadiri suatu pertunjukan dan berharap untuk mendapatkan kepuasan yang diinginkannya. Menonton pergelaran, bisa membuat penonton terpukau dan mendapatkan pesan yang ingin disampaikan melalui cerita pertunjukan. Cerita dari pergelaran (teater) tidak akan tercipta tanpa adanya masyarakat, karena cerita yang diangkat dalam sebuah pertunjukan teater masih cerita yang terjadi disekitar masyarakat tersebut.  
            Cerita tersebut terkadang menjadi pelajaran bagi si penonton, karena dalam cerita pergelaran (teater) disamping untuk hiburan juga terdapat pesan moral yang dapat diambil bagi si penonton. misalnya seseorang (yang sering melawan kepada orang tuanya) yang sedang menonton pertunjukan anak yang durhaka yang akhir ceritanya mati yang mengganaskan, sehingga membuat penonton tersebut sadar bahwa yang ia lakukan itu salah, dan mendapatkan balasannya di hari akhir. Kemudian orang itu berusaha berbuat baik kepada orang tuanya. Jadi seni pergelaran (teater) dapat memberikan pengaruh kepada penontonnya baik itu pengaruh buruk maupun pengaruh baik, tergantung diri pribadi masing-masing yang menonton.
            Disamping bisa memberikan pesan moral kepada penontonnya, pergelaran (teater) juga berfungsi sebagai terapi yaitu seseorang yang sedang gelisah atau sedang stress, bawalah kesuatu pertunjukan yang lucu atau komedi maka jiwanya akan menjadi tenang dan memiliki ketenangan batin bagi diri si penonton tersebut. sebagai semboyan bahwa “ hidup tanpa seni itu hampa”. Senilah yang mengisi kehidupan kita, tanpa seni kehidupan tidak akan berwarna dan tidak akan mengenangkan. Tuhan sebagai makhluk pencipta saja, mencipta apa-apa yang ada dibumi ini diciptakan penuh dengan seni.
            Seni merupakan semua hasil karya yang dikemas dalam bentuk tertentu yang mengadung unsur estetika (keindahan) dan etika (perilaku yang sesuai dengan adat istiadat). Seni tercipta karena adanya pelaku seni atau seniman yang kreatif, tanpa adanya pelaku seni suatu kesenian tidak akan dapat tercipta. Menciptakan sebuah karya seni, antara seniman dan masyarakat tidak bisa dipisahkan, karena antara keduanya tersebut memiliki hubungan yang erat. Seorang seniman dalam menciptakan suatu karya berpedoman kepada apa yang ada dan berkembang dalam masyarakat.
            Seniman itu tidak hanya orang akademisi, tetapi juga orang atau tokoh masyarakat yang mengetahui dan mampu menciptakan suatu karya seni. Di setiap daerah, tentu memiliki kesenian tradisi yang tumbuh dan berkembang di dalam daerah tersebut yang menjadi ciri khas suatu daerah. Contoh kesenian tradisional daerah minangkabau yaitu randai, yang merupakan ciri khas kesenian daerah minangkabau. Randai merupakan suatu bentuk kesenian yang di dalamnya terdapat unsur gerak (dalam bentuk gerakan silat), pemain atau tokoh yang menjalan alur cerita randai, legaran, dendang atau musik vokal.
            Cerita dalam randai biasanya mengangkat cerita Anggun nan tongga, siti baheram, siti nursian, cindua mato. Semua cerita yang diangkat itu merupakan diangkat dari cerita yang berkembanga dalam masyarakat orang zaman dahulu. Pertunjukan randai ini pada zaman dahulunya biasanya dimainkan untuk pengisi waktu senggang yang  dipertunjukkan di lapangan atau alam terbuka, tapi sekarang sering dengan perkembangan zaman, maka pertunjukan randai saat sekarang sudah dipertunjukkan dalam gedung. Sangat berbeda tekhnis pertunjukannya dibandingkan dengan zaman sekarang.

            Zaman dahulu, dalam pertunjukan randai yang dimainkan dilapang terbuka, maka antara penonton dan pemain memiliki jarak yang dekat sehingga mereka saling berkomunikasi, dan tidak pula berdialog melenceng dari cerita sebenarnya. Tetapi pada zaman sekarang pertunjukan yang sudah dimainkan di dalam gedung tertutup yang jarak antara pemain dan penonton sangat sajauh membuat pemain dan penonton tidak bisa berkomunikasi. 

Minggu, 03 November 2013

SENI DAN MASYARAKAT


         Seni merupakan ungkapan ekspresi jiwa manusia dalam menciptakan suatu yang indah, juga merupakan perwujudan dari pikiran seseorang sebagai kreator. Karya seni diciptakan untuk dipertontonkan kepada masyarakat. Seni dan masyarakat memiliki hubungan yang erat antara keduanya, seni lahir karena adanya masyarakat. masyarakat menjadi tempat berapresiasi bagi seorang seniman.

         Seorang seniman menciptakan karya seni. Karya yang diciptakan pasti akan dipertunjukan atau diperagakan kepada masyarakat luas. Syarat sebuah karya seni dikatakan seni jika hasil cipataan itu sudah ditontonkan kepada penonton atau khalayak banyak. Seorang seniman harus tahu hasil ciptaanya itu ditujukan kemasyakat mana, sehingga dapat diterima baik oleh masyakat tersebut. tidak semua orang dapat menerima atau memahami hasil ciptaan karya seni tersebut. seorang seniman itu harus bisa membaca pikiran orang yang akan ditujunya atau dipertontonkan. Seniman harus bertanggung jawab terhadap hasil ciptaannya. Pengertian tanggung jawab adalah keharusan manusia menanggung berbagai akibat dari perbuatan yang dilakukan berdasarkan hak.