MASYARAKAT SEBAGAI PENONTON SUMBER INSPIRASI DALAM
MENCIPTAKAN KARYA TEATER
Abstrak: Terciptanya
suatu karya karena adanya pelaku teater,
yang sumber inspirasi dari suatu
masyarakat masyarakat. cerita yang diangkat biasanya berangkat dari kehidupan
sehari-hari yang terjadi di dalam masyarakat. terciptanya suatu seni teater
betujuan untuk dipertontonkan kepada masyarakat, tanpa adanya penonton suatu
pertunjukan itu belum bisa dikatakan sebuah pertunjukan. Karena keberhasilan
sebuah karya teater tergantung respon dari penontonnya. Menciptakan karya
teater harus mengetahui selera penontonya, dan bisa memahami jenis penontonnya.
Menciptakan suatu karya teater itu bukan hanya pemenuhan kebutuhan pelaku seni,
tetapi yang lebih penting kebutuhan penonton yaitu masyarakat.
Kata kunci: Masyarakat, Inspirasi, Penciptaan karya
teater
Pendahuluan
Masyarakat
adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul dan saling berinteraksi. Terciptanya teater yaitu karena adanya
masyarakat yang menjadi sumber inspirasi bagi pelaku seni dalam menciptakan
suatu karya teater. Masyarakat atau penonton menjadi peran penting dalam terciptanya
suatu karya seni khususnya teater. Penonton merupakan syarat terciptanya suatu pertunjukan,
tanpa adanya penonton suatu pertunjukan itu belum sah dikatakan pertunjukan.
Penonton menempati posisi yang terpenting bagi sebuah seni pertunjukan. Tapi,
akhir-akhir ini penonton menjadi terabaikan, karena pertunjukan hanya mementingkan
kebutuhan bagi pelaku saja, tanpa memikirkan penontonnya. Ruang dalam penonton
merupakan sejauh mana pelaku seni mampu mengetahui pola pikir penontonnya,
apakah penontonnya itu masyarakat awam atau orang yang melalui jenjang
pendidikan. Disini pelaku seni itu harus mempertimbangkan jenis pertunjukan
yang akan diciptakan, kepada siapa pertunjukan itu dipertunjukkan.
Disini
penulis, ingin mengungkapkan seberapa penting posisi masyarakat sebagai
penonton untuk terciptanya suatu pertunjukan. Seorang pelaku seni atau seniman
harus mengetahui seberapa penting baginya penonton dalam penciptaan karya seni
khususnya teater. Apakah dengan tidak adanya penonton, itu bisa dikatakan
sebuah seni pertunjuka?. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalapahaman
dalam penciptaan karya seni tersebut, dengan demikian sebagai seorang seniaman
harus mampu memahami pola prilaku penontonnya. Juga bertujuan agar seniman
lebih memperhatikan penontonnya.
Pembahasan
Penonton
dan pertunjukan yang tidak bisa terpisahkan, pada prinsipnya keberhasilan atau
kegagalan sebuah pergelaran teater tergantung kepada penontonnya. Sebagai
contohnya, bahwa di kalangan pemain Topeng Kaleng di wilayah Jababeka, Jawa
barat, ukuran keberhasilan dinyatakan dengan istilah “jadi”. Sebuah pergelaran
disebut berhasil bila pergelaran tersebut jadi. Adapun jadi itu sendiri diukur
bukan dari aktivitas penyaji belaka, melainkan dari reaksi penonton yang
diberikan atas aksi penyaji dalam pergelaran.
Seorang
seniman dalam menciptakan suatu karya seni, tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhannya saja sebagai pencipta karya seni, tetapi tujuan penciptaan itu
harus ditujukan kepada penonton. demikian begitu pentingnya posisi masyarakat
sebagai penonton. Masyarakat sebagai penonton tidak hanya berperan sebagai
penonton saja, tetapi juga menjadi tempat untuk seniman berinspirasi.
Inspirasi, sebagian didapatkan oleh seniman dari masyarakat dalam
mengemabangkan idenya dalam berkarya. Syarat utama terciptanya suatu karya seni
pertunjukan dengan adanya penonton.
Unsur-unsur
teater yang terdiri dari lakon (naskah), artis-artis teater yang meliputi (sutradara,
aktor, aktris, penata artistik, penata musik, penata rias, penata busana, dan
lain-lainnya), pentas, peralatan pada waktu pementasan (seperti lampu, skenery,
properti, alat rias dan busana), penonton.
telah digambarkan bahwa semua yang terdapat pada unsur tersebut diatas menjadi pembentuk seni
pertunjukan.
Demikian
pentingnya posisi penonton, yang harus dipertimbangkan lagi jenis dan kualitas
pertunjukan yang akan disuguhkan kepada penonton. mempertimbangkan disini
maksudnya yaitu dengan memahami tujuan penonton yang akan dihadirkan harus
mampu memahami isi dari pertunjukan. Tidak hanya memenuhi kewajiban berkarya
bagi si pelaku seni, tapi juga mampu memenuhi keinginan penonton. Penonton
datang menghadiri suatu pertunjukan dan berharap untuk mendapatkan kepuasan
yang diinginkannya. Menonton pertunjukan , bisa membuat penonton terpukau dan
mendapatkan pesan yang ingin disampaikan melalui cerita pertunjukan. Cerita
dari pergelaran (teater) tidak akan tercipta tanpa adanya masyarakat, karena
cerita yang diangkat dalam sebuah pertunjukan teater masih cerita yang terjadi
disekitar masyarakat tersebut.
Cerita
tersebut terkadang menjadi pelajaran bagi si penonton, karena dalam cerita
pergelaran (teater) disamping untuk hiburan juga terdapat pesan moral yang
dapat diambil bagi si penonton. misalnya seseorang (yang sering melawan kepada
orang tuanya) yang sedang menonton pertunjukan anak yang durhaka yang akhir
ceritanya mati yang mengganaskan, sehingga membuat penonton tersebut sadar
bahwa yang ia lakukan itu salah, dan mendapatkan balasannya di hari akhir.
Kemudian orang itu berusaha berbuat baik kepada orang tuanya. Jadi seni
pergelaran (teater) dapat memberikan pengaruh kepada penontonnya baik itu
pengaruh buruk maupun pengaruh baik, tergantung diri pribadi masing-masing yang
menonton.
Disamping
bisa memberikan pesan moral kepada penontonnya, pergelaran (teater) juga
berfungsi sebagai terapi yaitu seseorang yang sedang gelisah atau sedang
stress, bawalah kesuatu pertunjukan yang lucu atau komedi maka jiwanya akan
menjadi tenang dan memiliki ketenangan batin bagi diri si penonton tersebut.
sebagai semboyan bahwa “ hidup tanpa seni itu hampa”. Senilah yang mengisi
kehidupan kita, tanpa seni kehidupan tidak akan berwarna dan tidak akan
mengenangkan. Tuhan sebagai makhluk pencipta saja, mencipta apa-apa yang ada dibumi
ini diciptakan penuh dengan seni.
Seni
merupakan semua hasil karya yang dikemas dalam bentuk tertentu yang mengadung
unsur estetika (keindahan) dan etika (perilaku yang sesuai dengan adat
istiadat). Seni tercipta karena adanya pelaku seni atau seniman yang kreatif,
tanpa adanya pelaku seni suatu kesenian tidak akan dapat tercipta. Menciptakan
sebuah karya seni, antara seniman dan masyarakat tidak bisa dipisahkan, karena
antara keduanya tersebut memiliki hubungan yang erat. Seorang seniman dalam menciptakan
suatu karya berpedoman kepada apa yang ada dan berkembang dalam masyarakat.
Seniman
itu tidak hanya orang akademisi, tetapi juga orang atau tokoh masyarakat yang
mengetahui dan mampu menciptakan suatu karya seni. Di setiap daerah, tentu
memiliki kesenian tradisi yang tumbuh dan berkembang di dalam daerah tersebut
yang menjadi ciri khas suatu daerah. Contoh kesenian tradisional daerah
minangkabau yaitu randai, yang merupakan ciri khas kesenian daerah minangkabau.
Randai merupakan suatu bentuk kesenian yang di dalamnya terdapat unsur gerak
(dalam bentuk gerakan silat), pemain atau tokoh yang menjalan alur cerita
randai, legaran, dendang atau musik vokal.
Cerita
dalam randai biasanya mengangkat cerita Anggun nan tongga, siti baheram, siti
nursian, cindua mato. Semua cerita yang diangkat itu merupakan diangkat dari
cerita yang berkembanga dalam masyarakat orang zaman dahulu. Pertunjukan randai
ini pada zaman dahulunya biasanya dimainkan untuk pengisi waktu senggang yang dipertunjukkan di lapangan atau alam terbuka,
tapi sekarang sering dengan perkembangan zaman, maka pertunjukan randai saat
sekarang sudah dipertunjukkan dalam gedung. Sangat berbeda tekhnis
pertunjukannya dibandingkan dengan zaman sekarang.
Zaman
dahulu, dalam pertunjukan randai yang dimainkan dilapang terbuka, maka antara
penonton dan pemain memiliki jarak yang dekat sehingga mereka saling
berkomunikasi, dan tidak pula berdialog melenceng dari cerita sebenarnya.
Tetapi pada zaman sekarang pertunjukan yang sudah dimainkan di dalam gedung
tertutup yang jarak antara pemain dan penonton sangat sajauh membuat pemain dan
penonton tidak bisa berkomunikasi.
Kesimpulan
Masyarakat
merupakan tempat inspirasinya seniman dalam menciptakan karya seni. Seorang
seniman dalam menciptakan karya seni, khusunya seni teater harus memperhatikan
selera dan pola pikir penontonnya. Mengetahui pola pikir penonton disini,
selain untuk menghibur juga pesan moral yang ingin disampaikan kepada penonton
dapat diterima dengan baik. Begitu pentingnya masyarakat sebagai penonton
menjadikan syarat utama terbentuknya suatu pertunjukan.
Bagi
seorang seniman, penonton sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah karya seni
yang diciptakannya. Tolak ukur itu terdapat dari bagaimana reaksi penonton
terhadap pertunjukan yang dipentaskan. Disini peran seorang seniman yaitu
mengetahui objek penonton yang akan dituju, supaya pesan dan kesan dapat
diterima dengan baik.
Daftar pustaka
Koentjaraningrat. Pengantar ilmu Antropologi. Jakarta:
PT.Rineka Cipta. 2002. Hal. 144
Koentjaraningrat. Pengantar
ilmu Antropologi. Jakarta: PT.Rineka Cipta. 2002. Hal. 144