Hari
demi hari, tahun demi tahun semakin canggihnya pemikir dan alat teknologi yang
diciptakan oleh orang barat. Semua itu menjadi media bagi kita (orang timur)
sebagai pemakai alat tersebut untuk mendapatkan atau memperoleh ilmu pengetahuan. Saya melihat,
bahwa banyaknya generasi muda yang terjebak dengan kecanggihan alat tekhnologi,
misalnya ada sebagian siswa dan mahasiswa yang mempergunakan tekhnologi
(internet) sebagai alat untuk melihat video yang tidak menunjang kepada
pelajaran, ataupun mempergunakan alat tersebut (internet) mencari dan mengcopi
tugas dari internet. Jadi tekhnologi musim ini selain ada dampak positif, juga
ada bagi sebagian orang yang berdampakan negatif.
Kecanggihan alat tekhnologi pada zaman
sekarang membuai kita dalam kesenangan
sesaat tanpa memikirkan perkembangan cara pikir yang akan datang. Misalnya saya
ambil contoh di bidang kesenian khususnya teater. Banyak yang belum mengenal
apa itu seni teater? Dan apa itu drama?. Pada hal teater tersebut begitu dekat
dengan kehidupan kita. Jadi apa teater itu sebenarnya?.
Teater
berasal dari bahasa yunani yaitu Teatron artinya
gedung pertunjukan. Sebenarnya banyak pegertian dari teater tersebut. ada yang
menyatakan bahwa teater itu berpura-pura, ada juga yang menyatakan teater itu
adalah kehidupan yang hidup yang dimainkan di atas panggung. Drama adalah
cermin tanpa bingkai yang mewakili gerak kehidupan dalam anasir demi anasir
yang dirangkai jadi kesatuan yang utuh dan memukau”.[1]
Perbedaan antara drama dengan teater merupakan bahwa teater merupakan gedung
pertunjukan dimana suatu drama dilangsungkan. Penciptaan suatu pertunjukan
teater, banyak yang melibatkan orang dalam proses penciptaannya, seperti adanya
sutradara, aktor atau pemain, pimpro, stage manager, kru panggung, penata
lighting, penata busana dan make up, dan lain sebagainya. Semua itu memiliki
fungsi dan tugasnya masing-masing. Menciptakan suatu pertunjukan teater
membutuh kerja kolektif (bersama). Tidak akan ada pertunjukan tanpa adanya
usaha saling kerja sama.
Proses
penciptaan suatu karya teater membutuhkan waktu yang cukup panjang, mulai dari
proses reading, penghafalan naskah, bloking pemain di atas pentas, yang
kemudian pementasan yang ditujukan kepada masyarakat. Teater,
tentu tidak semua orang mengetahui tentang hal tersebut, banyak juga yang tidak
tahu tentang teater yaitu dari kalangan masyarakat awam. Menciptakan suatu
pertunjukan teater harus mempertimbangkan dari segi penontonnya. Perlu
diketahui, bahwa dalam suatu pertunjukan teater tersebut, berhasil tau tidaknya
suatu pertunjukan tergantung pada penonton.
Syarat
terbentuknya suatu pertunjukan teater tersebut dengan adanya penonton. adanya
interelasi (hubungan) antara pertunjukan dengan penonton. Setelah mengetahui bahwa penonton teater
bukan dari golongan akademisi, melainkan dari golongan masyarakat awam, tentu
harus menyesuaikan pola pikir pertunjukan yang akan diterima oleh masyarakat
pada umumnya. Menginfomasikan
kesenian teater kepada masyarakat melalui pertunjukan yang ditontokan
kepadanya. Berbicara masalah teater tradisional, yaitu merupakan teater yang
tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat tertentu yang membedakannya dengan
masyarakat lainnya. Teater tradisi
merupakan pembentuk ciri khas daerah masing-masing.
Zaman sekarang banyak generasi muda yang tidak
mengenali kesenian daerahnya khususnya teater-teater daerah. Misalnya teater
daerah lampung yaitu Warahan, daerah riau yaitu makyong, daerah payakumbuh
yaitu sijobang dan selawat dulang. Tidak hanya jenis teater yang tidak
diketahuinya tetapi juga dengan seni musik daerahnya, tetapi kita
memfokuskannya pada teater daerah payakumbuh. Kesenian payakumbuh yang membuat
masyarakat naik daun pada zamannya. Sekarang hanya tinggal nama, tetapi masih
ada sebagian orang yang masih peduli dengan kesenian daerahnya. Kepedulian itu
mungkin mereka rasakan karena begitu pentingnya kesenian daerah yang akan
diturunkan atau diwariskan kepada generasi muda sekarang. Mewariskan atau menurunkan
suatu jenis kesenian tidaklah mudah, seperti kita lihat pada zaman sekarang
banyaknya generasi muda yang tidak peduli dengan keseniannya, mungkin itu
terjadi karena pengaruh tekhnologi pada zaman sekarang. Tidakpun daerah payakumbuh, daerah
lain kesenian teaternya sudah mulai terlupakan, hal tersebut terjadi karena kurangnya
kepedulian generasi muda untuk mempelajaridan mempertahankan kesenian
daerahnya.
Padahal, mempertahankan suatu teater daerah
memiliki kebanggaan tersendiri bagi orang yang mau mempertahankannya. Kurangnya
minat generasi muda akan perkembangan teater daerahnya, mungkin hal tersebut
terjadi karena pengaruh westernisasi (pengaruh gaya barat) dan modernisasi(
modern). Kejadian yang dialami oleh
daerah payakumbuh sekarang banyaknya generasi muda yang terjerat dengan
perkembangan tekhnologi dan tidak mau mempertahankan keseniannya.
Jelas
terlihat bahwa, selain dampak positif juga ada dampak negatif yang ditimbulkan
oleh modernisasi dan westernisasi. Sebagai orang normal tentu tidak ingin
ketinggalan zaman. Tentu ingin gaul di depan masyarakat. tetapi pemikiran
tersebut tidak diimbangi dengan pemikiran daerahnya. Sebagai warga daerah yang
baik sudah sepatutnya peduli dengan kesenian daerahnya. Disamping itu
pergunakanlah alat tekhologi sesuai dengan kebutuhan kita.
Sewajarnya
dari pihak pemerintahan daerah memberikan motivasi kepada anak muda generasi
penerus bangsa dalam hal kesenian daerahnya khusunya teater tradisional. Juga
memberikan pembelajaran dalam hal tersebut, dan mempertunjukan kesenian
tersebut kepada anak muda-muda agar mereka merasa tertarik dan mau mempertahankan
keseniannya.
Kesenian
hidup karena adanya seseorang ingin mempertahankannya, tanpa hal tersebut tidak
akan ada suatu kesenian yang bertahan, untuk hal demikian dibutuhkan generasi
atau pemuda yang peduli dengan kesenian khususnya teater tradisional yang
berkembang ditengah masyarakat.
Menurut
Mochtar orang payakumbuh, ia adalah seorang pekerja seni yang bergelut dibidang
Saluang Sirokpak. Beliau sudah menggeluti kesenian sejak berumur enam belas
tahun sampai sekarang, dan sekarang beliau berumur enam puluh lima tahun.
Menurut
Datuk Mochtar kesenian tradisional payakumbuh yaitu Sijobang, Saluang Sirompak,
Sampelong sekarang sudah hampir punah karena banyaknya pengaruh dunia modern
yang mempengaruhi anak muda zaman sekarang. Akibatnya tentu berdampak kepada
kesenian tradisi tersebut, yang sangat mendukung perkembangan kesenian
payakumbuh. Kesenian
tersebut mencapai puncak kejayaannya sekitar tahun 1990-an, dan sekarang dengan
majunya ilmu pengetahuan dan tekhnologi, kurangnya minat dan kepedulian
penduduk atau masyarakat payakumbuh dengan kesenian tradisinya, khususnya anak
muda dan generasi penerus yang peduli dengan kesenian payakumbuh khususnya
Teater tradisional.
Perbincangan
dengan Datuk mochtar pada hari Minggu / tanggal 13 Oktober 2013 di rumah yaitu
di daerah Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota. Beliau
dahulunya merupakan sesorang yang mahir dalam memainkan kesenian Saluang
Sirompak. Tetapi pada saat sekarang beliau sudah tidak ingin bermain kesenian
Saluang Sirompak lagi. Selain faktor umur juga beliau sudah ada menurunkan
kepandaian dalm memainkan kesenian Saluang Sirompak. Wawancara tersebut tidak
hanya berputar sekitar Saluang Sirompak saja, tetapi juga tentang Teater
Tradisi daerah payakumbuh yaitu teater tutur Sijobang. Teater Tutur Sijobang
pada zaman sekarang sudah hampir punah, dan tidak ada orang yang
menggantikannya lagi.
Kepunahan
suatu karya seni masyarakat karena ketidak pedulian masyarakat terhadap
keseniannya itu. Kini saya sadar betapa pentingnya menghargai dan
mempertahankan suatu kebudayaan daerah setempat, karena hal tersebut merupakan
suatu kebanggaan bagi kita semua. Para
pemuda generasi penerus bangsa, marilah kita lestarikan budaya dan kesenian
tradisi kita. Siapa lagi yang akan melestarikan kesenian tradisi kalau bukan
generasi muda penerus bangsa. Kita boleh mengenal dunia modern karena kita
membutuhkan itu juga, tetapi kita tetap ingat akan kebudayaan dan kesenian kita
sendiri yang menjadi kebanggaan bagi kita semua.
By: Wiwi Wulandari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar