Pages

Rabu, 13 November 2013

MASYARAKAT SEBAGAI PENONTON SUMBER INSPIRASI DALAM MENCIPTAKAN KARYA TEATER
Abstrak: Terciptanya suatu karya karena adanya pelaku  teater, yang sumber inspirasi  dari suatu masyarakat masyarakat. cerita yang diangkat biasanya berangkat dari kehidupan sehari-hari yang terjadi di dalam masyarakat. terciptanya suatu seni teater betujuan untuk dipertontonkan kepada masyarakat, tanpa adanya penonton suatu pertunjukan itu belum bisa dikatakan sebuah pertunjukan. Karena keberhasilan sebuah karya teater tergantung respon dari penontonnya. Menciptakan karya teater harus mengetahui selera penontonya, dan bisa memahami jenis penontonnya. Menciptakan suatu karya teater itu bukan hanya pemenuhan kebutuhan pelaku seni, tetapi yang lebih penting kebutuhan penonton yaitu masyarakat.
Kata kunci: Masyarakat, Inspirasi, Penciptaan karya teater
Pendahuluan
            Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul dan saling berinteraksi.[1] Terciptanya teater yaitu karena adanya masyarakat yang menjadi sumber inspirasi bagi pelaku seni dalam menciptakan suatu karya teater. Masyarakat atau penonton menjadi peran penting dalam terciptanya suatu karya seni khususnya teater. Penonton merupakan syarat terciptanya suatu pertunjukan, tanpa adanya penonton suatu pertunjukan itu belum sah dikatakan pertunjukan. Penonton menempati posisi yang terpenting bagi sebuah seni pertunjukan. Tapi, akhir-akhir ini penonton menjadi terabaikan, karena pertunjukan hanya mementingkan kebutuhan bagi pelaku saja, tanpa memikirkan penontonnya. Ruang dalam penonton merupakan sejauh mana pelaku seni mampu mengetahui pola pikir penontonnya, apakah penontonnya itu masyarakat awam atau orang yang melalui jenjang pendidikan. Disini pelaku seni itu harus mempertimbangkan jenis pertunjukan yang akan diciptakan, kepada siapa pertunjukan itu dipertunjukkan.
            Disini penulis, ingin mengungkapkan seberapa penting posisi masyarakat sebagai penonton untuk terciptanya suatu pertunjukan. Seorang pelaku seni atau seniman harus mengetahui seberapa penting baginya penonton dalam penciptaan karya seni khususnya teater. Apakah dengan tidak adanya penonton, itu bisa dikatakan sebuah seni pertunjuka?. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalapahaman dalam penciptaan karya seni tersebut, dengan demikian sebagai seorang seniaman harus mampu memahami pola prilaku penontonnya. Juga bertujuan agar seniman lebih memperhatikan penontonnya.
 Pembahasan
            Penonton dan pertunjukan yang tidak bisa terpisahkan, pada prinsipnya keberhasilan atau kegagalan sebuah pergelaran teater tergantung kepada penontonnya. Sebagai contohnya, bahwa di kalangan pemain Topeng Kaleng di wilayah Jababeka, Jawa barat, ukuran keberhasilan dinyatakan dengan istilah “jadi”. Sebuah pergelaran disebut berhasil bila pergelaran tersebut jadi. Adapun jadi itu sendiri diukur bukan dari aktivitas penyaji belaka, melainkan dari reaksi penonton yang diberikan atas aksi penyaji dalam pergelaran. [2]
            Seorang seniman dalam menciptakan suatu karya seni, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhannya saja sebagai pencipta karya seni, tetapi tujuan penciptaan itu harus ditujukan kepada penonton. demikian begitu pentingnya posisi masyarakat sebagai penonton. Masyarakat sebagai penonton tidak hanya berperan sebagai penonton saja, tetapi juga menjadi tempat untuk seniman berinspirasi. Inspirasi, sebagian didapatkan oleh seniman dari masyarakat dalam mengemabangkan idenya dalam berkarya. Syarat utama terciptanya suatu karya seni pertunjukan dengan adanya penonton.
            Unsur-unsur teater yang terdiri dari lakon (naskah), artis-artis teater yang meliputi (sutradara, aktor, aktris, penata artistik, penata musik, penata rias, penata busana, dan lain-lainnya), pentas, peralatan pada waktu pementasan (seperti lampu, skenery, properti, alat rias dan busana), penonton. [3] telah digambarkan bahwa semua yang terdapat pada  unsur tersebut diatas menjadi pembentuk seni pertunjukan.
            Demikian pentingnya posisi penonton, yang harus dipertimbangkan lagi jenis dan kualitas pertunjukan yang akan disuguhkan kepada penonton. mempertimbangkan disini maksudnya yaitu dengan memahami tujuan penonton yang akan dihadirkan harus mampu memahami isi dari pertunjukan. Tidak hanya memenuhi kewajiban berkarya bagi si pelaku seni, tapi juga mampu memenuhi keinginan penonton. Penonton datang menghadiri suatu pertunjukan dan berharap untuk mendapatkan kepuasan yang diinginkannya. Menonton pertunjukan , bisa membuat penonton terpukau dan mendapatkan pesan yang ingin disampaikan melalui cerita pertunjukan. Cerita dari pergelaran (teater) tidak akan tercipta tanpa adanya masyarakat, karena cerita yang diangkat dalam sebuah pertunjukan teater masih cerita yang terjadi disekitar masyarakat tersebut. 
            Cerita tersebut terkadang menjadi pelajaran bagi si penonton, karena dalam cerita pergelaran (teater) disamping untuk hiburan juga terdapat pesan moral yang dapat diambil bagi si penonton. misalnya seseorang (yang sering melawan kepada orang tuanya) yang sedang menonton pertunjukan anak yang durhaka yang akhir ceritanya mati yang mengganaskan, sehingga membuat penonton tersebut sadar bahwa yang ia lakukan itu salah, dan mendapatkan balasannya di hari akhir. Kemudian orang itu berusaha berbuat baik kepada orang tuanya. Jadi seni pergelaran (teater) dapat memberikan pengaruh kepada penontonnya baik itu pengaruh buruk maupun pengaruh baik, tergantung diri pribadi masing-masing yang menonton.
            Disamping bisa memberikan pesan moral kepada penontonnya, pergelaran (teater) juga berfungsi sebagai terapi yaitu seseorang yang sedang gelisah atau sedang stress, bawalah kesuatu pertunjukan yang lucu atau komedi maka jiwanya akan menjadi tenang dan memiliki ketenangan batin bagi diri si penonton tersebut. sebagai semboyan bahwa “ hidup tanpa seni itu hampa”. Senilah yang mengisi kehidupan kita, tanpa seni kehidupan tidak akan berwarna dan tidak akan mengenangkan. Tuhan sebagai makhluk pencipta saja, mencipta apa-apa yang ada dibumi ini diciptakan penuh dengan seni.
            Seni merupakan semua hasil karya yang dikemas dalam bentuk tertentu yang mengadung unsur estetika (keindahan) dan etika (perilaku yang sesuai dengan adat istiadat). Seni tercipta karena adanya pelaku seni atau seniman yang kreatif, tanpa adanya pelaku seni suatu kesenian tidak akan dapat tercipta. Menciptakan sebuah karya seni, antara seniman dan masyarakat tidak bisa dipisahkan, karena antara keduanya tersebut memiliki hubungan yang erat. Seorang seniman dalam menciptakan suatu karya berpedoman kepada apa yang ada dan berkembang dalam masyarakat.
            Seniman itu tidak hanya orang akademisi, tetapi juga orang atau tokoh masyarakat yang mengetahui dan mampu menciptakan suatu karya seni. Di setiap daerah, tentu memiliki kesenian tradisi yang tumbuh dan berkembang di dalam daerah tersebut yang menjadi ciri khas suatu daerah. Contoh kesenian tradisional daerah minangkabau yaitu randai, yang merupakan ciri khas kesenian daerah minangkabau. Randai merupakan suatu bentuk kesenian yang di dalamnya terdapat unsur gerak (dalam bentuk gerakan silat), pemain atau tokoh yang menjalan alur cerita randai, legaran, dendang atau musik vokal.
            Cerita dalam randai biasanya mengangkat cerita Anggun nan tongga, siti baheram, siti nursian, cindua mato. Semua cerita yang diangkat itu merupakan diangkat dari cerita yang berkembanga dalam masyarakat orang zaman dahulu. Pertunjukan randai ini pada zaman dahulunya biasanya dimainkan untuk pengisi waktu senggang yang  dipertunjukkan di lapangan atau alam terbuka, tapi sekarang sering dengan perkembangan zaman, maka pertunjukan randai saat sekarang sudah dipertunjukkan dalam gedung. Sangat berbeda tekhnis pertunjukannya dibandingkan dengan zaman sekarang.
            Zaman dahulu, dalam pertunjukan randai yang dimainkan dilapang terbuka, maka antara penonton dan pemain memiliki jarak yang dekat sehingga mereka saling berkomunikasi, dan tidak pula berdialog melenceng dari cerita sebenarnya. Tetapi pada zaman sekarang pertunjukan yang sudah dimainkan di dalam gedung tertutup yang jarak antara pemain dan penonton sangat sajauh membuat pemain dan penonton tidak bisa berkomunikasi.
Kesimpulan
            Masyarakat merupakan tempat inspirasinya seniman dalam menciptakan karya seni. Seorang seniman dalam menciptakan karya seni, khusunya seni teater harus memperhatikan selera dan pola pikir penontonnya. Mengetahui pola pikir penonton disini, selain untuk menghibur juga pesan moral yang ingin disampaikan kepada penonton dapat diterima dengan baik. Begitu pentingnya masyarakat sebagai penonton menjadikan syarat utama terbentuknya suatu pertunjukan.
            Bagi seorang seniman, penonton sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah karya seni yang diciptakannya. Tolak ukur itu terdapat dari bagaimana reaksi penonton terhadap pertunjukan yang dipentaskan. Disini peran seorang seniman yaitu mengetahui objek penonton yang akan dituju, supaya pesan dan kesan dapat diterima dengan baik.















Daftar pustaka
Koentjaraningrat. Pengantar ilmu Antropologi. Jakarta: PT.Rineka Cipta. 2002. Hal. 144
Simatupang, lono. Pergelaran.yogyakarta: Jala sutra. 2013. Hal 68
Durachman, yoyo C, dkk.  Pengetahuan teater. Bandung: Proyeksi pengenbangan institut kesenian indonesia Sub proyek akademi seni tari indonesia Bandung. 1985. Hal 2





[1] Koentjaraningrat. Pengantar ilmu Antropologi. Jakarta: PT.Rineka Cipta. 2002. Hal. 144

[2] Simatupang, lono. Pergelaran.yogyakarta: Jala sutra. 2013. Hal 68
[3] Durachman, yoyo C, dkk.  Pengetahuan teater. Bandung: Proyeksi pengenbangan institut kesenian indonesia Sub proyek akademi seni tari indonesia Bandung. 1985. Hal 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar