Pages

Minggu, 01 Juni 2014

Tradisi yang tidak Terlupakan



PERGELARAN TEATER DI SMA 2 BUKITTINGGI
“Sebuah pembuktian ajang kepedulian terhadap seni teater tradisional”



            Teater yang dimainkan di SMA 2 Bukittinggi merupakan ajang kreatifitas siswa untuk ujian semester. Teater yang mereka pilih yaitu dalam bentuk teater tradisional dan moderen. Naskah tradisi (randai) yang mereka pilih yaitu dengan judul Sabai nan aluih dan ada juga yang mengangkat dari cerita malin kundang. Dari tiga belas lokal kelas dua, banyak yang mengangkat teater tradisi dibandingkan dengan teater moderen. Hal tersebut merupakan sebuah pembuktian, bahwa banyaknya dari siswa tersebut yang meminati teater tradisional, dan hanya sedikit yang memainkan drama remaja.
             “Randai merupakan perkembangan dari teater tutur kaba yang terdiri empat unsur esensial yaitu: gurindam, dendang, gelombang, dan pemain”. Semua unsur tersebut dalam randai merupakan hal yang paling pokok dalam memainkan randai. Semua yang bergabung dalam proses menciptakan pertunjukan randai, sangat bersemangat untuk mempelajari randai yang menjadi seni tradisi Minangkabau. Penciptaan karya seni teater ini dibagi ke dalam kelompok-kelompoknya, yang tergolong ke dalam kelompok teater tradisi dan yang tergolong ke dalam kelompok teater moderen mereka saling berlomba dalam berkreatifitas penciptaan pertunjukan yang menarik dan memukau penonton.
            Pelaksanaan acara ini dilakukan setiap tahunnya, bagi yang sudah menginjak kelas dua, baik yang mengambil jurusan IPS maupun IPA. Hanya terdapat dua jurusan di SMA 2 Bukittinggi tersebut. Siswa yang berminat dengan bentuk teater tradisi yaitu randai mereka mendatangkan pelatih dari luar agar bisa menampilkan pertunjukan yang lebih menarik. Pelatih yang mereka datangkan tersebut berasal dari grup-grup atau komunitas randai itu sendiri, ada juga yang berasal dari mahasiswa ISI Padangpanjang. Selaku mahasiswa ISI Padangpanjang, dia merasa bangga kepada siswa-siswi tersebut, dengan semangat dan keuletan mereka dalam latihan, walaupun hanya dengan waktu latihan yang sedikit.  
            Peraturan pembelajaran tahun sekarang lebih ketat jika dibandingkan dengan tahun sebelum-sebelumnya. Sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu, tetapi bagaimana dengan guru yang hanya menerima hasil dari pementasan teater yang dia suruh, tanpa adanya bimbingan terlebih dahulu. Hal tersebut merupakan hal yang menyebabkan kurangnya kualitas guru-guru pada zaman sekarang. Mereka hanya sekedar menyuruh dan memerintahkan apa yang dia mau, tetapi tidak memikirkan bagaimana caranya atau untuk membimbing siswa dan siswi yang belajar seni budaya. Seharusnya, dari guru-guru mereka harus ikut berpartisipasi untuk membantu proses penciptaan pertunjukan teater yang mereka perintahkan.
            Prosesnya dimulai dari tanggal 19 Mei 2014 dan pertunjukannya akan diadakan pada tanggal 30 Mei 2014. Waktu yang tersedia sedikit tidak membuat semangat mereka memudar oleh kejaran waktu pertunjukan dan kelelahan pada saat proses latihan, yang semakin menumbuh semangat latihannya. Jarang sekolah memberikan materi tentang teater tradisi, ini merupakan suatu revitalisasi terhadap suatu kesenian di tengah masyarakat.
            Tepat jam sebelas, pada tanggal 30 Mei 2014 kemaren mereka mulai untuk pertunjukan, pertunjukan yang dilaksanakan di depan sekolahnya itu menyorot beberapa orang-orang yang lewat di depan sekolah tersebut. Mereka yang lewat tersebut, merasa terhibur dengan adanya pertunjukan randai tersebut, ditambah lagi dengan tepukan dan bunyian dari galombong yang sangat kompak dan berbunyi sangat indah.
            SMA 2 Bukittinggi ini merupakan sekolah raja atau king, sebenarnya menerapkan kepedulian terhadap teater tradisi ini sangat bagus untuk usaha melestarikan kebudayaan Minangkabau kita. Siapa yang akan peduli dengan kebudayaan selain pemuda-pemudi penerus kebudayaan Minangkabau. Generasi mudalah yang akan meneruskan kebudayaan tradisi yang ada di daerah-daerahnya.
            Hal yang patut diacungi jempol yaitu semangat untuk mengetahui dan keinginan untuk mempelajarinya itu sudah merupakan suatu hal yang harus dihargai. Berawal dari keingintahuan kemudian mau untuk mempelajarinya, sehingga dapat menumbuhkan minat terhadap suatu kesenian tradisi. Kesenian tradisi merupakan cerita yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat tertentu yang kemudian dilestarikan oleh masyarakat itu juga.
            Perlu diketahui bahwa, suatu kesenian tradisi menurut pendapat beberapa orang khususnya anak muda atau pemuda yang tinggal di kota-kota, mereka merasa suatu kesenian tradisi merupakan pertunjukan yang tidak menarik atau hanya menggunakan gerakan dan gaya pementasan itu-itu saja. Perlu di ketahui, sebenarnya kesenian tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau ini banyak diminati oleh orang-orang dari luar negeri, misalnya orang luar negeri datang ke indonesia yaitu ke Minangkabau untuk mempelajari randai. Kita sebagai generasi pemuda seharusnya sadar bahwa, siapa lagi yang akan mempertahankan kesenian tradisi Minangkabau kalau bukan gerasi pemudanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar